Fenomena prediksi dan ramalan bencana pada tahun 2012 tak
henti – hentinya menjadi bahan perbincangan di kalangan ilmuwan, agamawan,
peramal amatir hingga sineas yang menawarkan tayangan bombastis berbau ancaman
kepunahan manusia di dunia. Mengapa tahun ini begitu diperlakukan istimewa
dibandingkan tahun – tahun yang lainnya? Mengapa 2012.
Adalah
system perhitungan kalender menurut peradaban Suku Maya, Meksiko yang
menunjukkan bahwa akhir satu Great Cycle yang berjangka – waktu 12.500 tahun
dikatakan berakhir pada tanggal 21 Desember 2012 menurut perhitungan kalender
Julian ( system kalender yang dipakai sekarang). Dengan kata lain, seperti hari
yang dimulai pada pukul 00.00, maka tanggal tersebut adalah sama dengan pukul 24.00.
Satu
yang mungkin luput dari perhatian para peneliti dan pakar kalender tentang
pergantian siklus besar ini adalah kenyataan bahwa kebanyakan dari mereka –
apalagi orang – orang awam - melihat
suatu siklus sebagai satu garis lurus tanpa ada kelanjutannya. Suku Maya
dipercaya masih memiliki keterkaitan dengan peradaban Hindu India, sehingga
doktrin reinkarnasi serta pembagian waktu menurut system yuga dipercaya masih
memiliki keterkaitan erat. Beberapa bukti yang menguatkan keterkaitan peradaban
ini antara lain dengan diketemukannya arca Ganesha di bagian piramida suku
Maya, adanya sibol – symbol mandala Hindu (Tantra) seperti yang ada di India.
Bahkan nama suku ini pun masih berakar dari kata Sansekerta. Sesungguhnya, ada
semacam kesepakatan dari beberapa cendekiawan Hindu yang percaya bahwa
peradaban Suku Maya diprakarsai oleh seorang tokoh Hindu bernama Maya Danawa,
seorang yang cerdas ahli dalam bidang astronomi dan arsitektur. Surya Siddhanta, sains tentang
pergerakan benda – benda langit, adalah salah satu karya dari Maya Danawa.
Dari
hipotesa awal ini, alangkah baiknya kita mencoba untuk menelaah fenomena 2012
ini dari sudut pandang Hindu. Hindu mengenal system pembagian waktu berdasarkan
yuga, kalpa, manwantara, dan seterusnya. Ada beberapa informasi kunci untuk
menentukan, misalnya, kita berada di yuga yang mana, dan sampai kapan bagian
yuga ini akan mengalami puncaknya. Apakah ada keterkaitan dengan tahun 2012
atau tidak? Sebagian besar Hindu percaya bahwa sekarang kita berada di masa
Kali Yuga. Kapan dimulainya dan kapan akan berakhir?
Untuk
melacak timeline yang rumit ini,
alangkah baiknya kita berpijak kepada teks kuno terpercaya, Mahbharata gubahan Maharsi Wyasa. Mahabharata dan Laws of Manu masih berpegang kepada nilai satu putaran Yuga yang
dibangun oleh 12.000 tahun. pembagian ini ternyata secara mengejutkan didukung
pula oleh beberapa peradaban seperti Kaldean, Zoroaster dan Yunani yang juga
percaya akan Siklus Masa 12.000 tahun sekali. Sri Yukteswar, seorang yogi yang
mendapat tempat di hati beberapa cendekiawan Hindu, mengklarifikasi hal ini di
dalam bukunya The Holy Science (1894) bahwa
Siklus Yuga yang lengkap memerlukan waktu 24.000 tahun. Jika perhitungannya
tepat, maka siklus lengkap dari pembagian yuga menurut Yukteswar adalah : Satya
Yuga -> Treta Yuga -> Dwapara Yuga - > Kali Yuga -> Kali Yuga ->
Dwapara Yuga -> Treta Yuga -> Satya Yuga.
Selanjutnya,
dari teks Surya Siddhanta yang
kemudian dikaji dengan seksama oleh Aryabhatta (pakar matematika penemu teorema
Phytagoras, jauh sebelum teorema ini dicuri
oleh Phytagoras), didapatkan satu
fakta menarik bahwa berdasarkan keterangan teks – teks kuno seperti Mahabharata dan juga Surya Siddhanta yang menyatakan bahwa
Kali Yuga diawali dengan fenomena lima “planet geosentris” (yakni, planet yang
dapat dilihat dengan mata telanjang dari bumi) – Merkurius, Vemus, Mars,
Jupiter dan Saturnus – berada di dalam satu garis (0⁰) dari rasi Aries (dekat dengan zeta Piscium). Hasil kalkulasi Aryabhatta kemudian menunjukkan tanggal
17/18 Februari 3102 SM. Aryabhatta juga berpendapat bahwa siklus Catur Yuga
berlangsung selama 12.000 tahun dengan pembagian yang merata 3.000 tahun setiap
Yuga-nya. Ini sejalan dengan pernyataan
Sri Yukteswar.
“Kalender
Saptarsi” yang telah dipakai ribuan tahun di India mendukung pula pernyataan
Sri Yukteswar dan Aryabhatta. Doktrin ini sebenarnya sangat sederhana dilihat
dari perspektif Kalender Saptarsi : Durasi Catur Yuga 12.000 tahun, dengan
masing – masing Yuga berdurasi 3.000 tahun. Para sejarawan telah menyepakati
bahwa Kalender Saptarsi yang masih dipakai pada masa Dinasti Maurya ( 400 SM),
dimulai pada tahun 6676 SM. Sementara itu, menurut tradisi India, Sri Rama
telah hidup pada akhir Treta Yuga, dan Dwapara Yuga segera dimulai setelah
kepergian – Nya.
Perlu
juga dipahami bahwa Kalender Saptarsi ini dipakai sebagai petunjuk untuk
melacak rekaman genealogis perang Mahabharata. Karena di dalam Mahabharata juga
digambarkan peristiwa – peristiwa yang terjadi pada jaman Dwapara Yuga, tidak
diragukan lagi bahwa periode Saptarsi tahun 6676 SM adalah awal dari Dwapara
Yuga. Oleh karena itu, pembagian Yuga menurut Kalender Saptarsi adalah sebagai
berikut:
Yuga
|
Awal
|
Akhir
|
Durasi
|
Satya Yuga
|
12.676 SM
|
9976 SM
|
2700 tahun
|
Periode Transisi
|
9976 SM
|
9676 SM
|
300 tahun
|
Treta Yuga
|
9676 SM
|
6976 SM
|
2700 tahun
|
Periode Transisi
|
6976 SM
|
6676 SM
|
300 tahun
|
Dwapara
Yuga
|
6676 SM
|
3976 SM
|
2700 tahun
|
Periode Transisi
|
3976 SM
|
3676 SM
|
300 tahun
|
Kali Yuga
|
3676 SM
|
976 SM
|
2700 tahun
|
Periode Transisi
|
976 SM
|
676 SM
|
300 tahun
|
Kali Yuga
|
676 SM
|
2025 M
|
2700 tahun
|
Periode Transisi
|
2025 M
|
2325 M
|
300 tahun
|
Dari tabeldi atas, kita pada saat ini telah melewati Kali Yuga periode
pertama yang berakhir pada tahun 976 SM. Setelah periode transisi selama 300
tahun, kita mengalami periode Kali Yuga Kedua sebagai titik balik menuju
Dwapara Yuga (tahun 2325 Masehi) , kemudian diikuti oleh Treta Yuga (tahun 2625
Masehi) , dan akhirnya Satya Yuga (tahun 2925 Masehi).
Bukti – Bukti
Arkeologis
Menurut
doktrin Siklus Yuga, periode transisi selalu
diasosiasikan dengan kolaps-nya peradaban di segala penjuru dunia dan
bencana – bencana alam yang menyapu jejak – jejak peradaban dunia. Peradaban
baru yang muncul pada awal masing – masing Yuga dibangun lagi oleh sissa – sisa
peradaban yang selamat dari bencana besar ini berdasarkan pengetahuan teknis
dan spiritual peradaban sebelumnya. Banyak sumber – sumber kuno menyebutkan
munculnya kelompok misteri “Sapta Rsi” yang dikatakn muncul pada awal Yuga dan
membantu membangun peradaban baru di dunia. Kita menemukan informasi ini
misalnya dari transkrip kuno bangsa Sumeria, India, Polynesia, Amerika Selatan
dan Amerika Utara. Dari catatan – catatan berbagai belahan bumi ini, ternyata
memiliki korelasi waktu yang sangat akurat dengan table pembagian Yuga di atas.
Periode
transisi yuga yang pertama terjadi 12.000 tahun yang lalu. Menurut catatan
arkeologi, masa ini ditandai dengan akhir Jaman Es yang brakhir secara tiba –
tiba; cuaca menanjak drastic menjadi hangat, dan beberapa hewan seperti mammoth mengalami kepunahan. Sejumlah
studi ilmiah membuktikan bahwa sejumlah banjir global terjadi sekitas tahun
tahun 9600 SM. Peristiwa ini tercatat di dalam legenda – legenda berbagai
kebudayaan kuno, yang hamper semuanya menceritakana tentang banjir besar yang
dating dari puncak – puncak gunung tertinggi, diikuti oleh hujan yang sangat
deras, bola – bola api yang datang dari luar angkasa, serta periode kegelapan
yang sangat lama.
Kemudian,
300 tahun periode transisi pada masa antara Treta dan Dwapara Yuga dari tahun
6976 SM – 6676 SM juga berkorelasi dengan peristiwa global yang dikenal dengan
nama Bencana Laut Hitam yang telah
dihitung peristiwanya terjadi pada tahun 6700 SM. Laut Hitam di semenanjung Arabia sebelum bencana alam terjadi
merupakan danau dengan kandungan air yang jernih. Pada saat bencana terjadi,
Laut Mediterania melintasi Gorge (sekarang dikenal dengan nama Paparan
Bosphorous) dan menyeruak menuju Laut Marmara, untuk kemudian menuju Laut Hitam
dan menciptakan air terjun raksasa. Kejadian besar semacam itu tentulah tidak
trejadi di wilayah itu saja, namun dipercaya mengglobal.
Periode
transisi antara Treta Yuga dan Dwapara Yuga ( 3976 SM – 3676 SM) lagi – lagi ditandai dengan beberapa
bencana alam di mana – mana, yang penjelasan logisnya masih menyisakan misteri.
Pada masa ini, paparan pesisir Sumeria mengalami banjir yang luar bisaayang
dikenal dengan istilah transgresi Flanderian – yang mempengaruhi tidak hanya
peradaban di sepanjang teluk Sumeria, namun juga peradaban seluruh Asia.
Bencana banjir besar ini mengakhiri periode Ubaid di Mesopotamia dan memicu
migrasi besar – besaran ke lembah – lembah sungai. Segera setelah itu,
peradaban di sekitar sungai Nil, Tigris dan Indus mulai berkembang, sekitar
3500 SM.
Periode
transisi antara Dwapara Yuga dan Kali Yuga ( 3976 SM – 3676 SM) lagi – lagi ditandai dengan peristiwa
besar, yakni perang besar Mahabharata, terjadi pada tahun 3761 SM. Mahabharata menyebutkan bahwa Dwapara
Yuga berakhir pada masa – masa itu dan disusul oleh Kali Yuga begitu Krishna
meninggalkan wujud fisik – Nya di dunia ini. Pada tahun 2002, The National
Institute of Ocean Technology (NIO), India, menemukan dua kota di bawah laut,
tepatnya di Teluk Cambay. Di kedalaman 120 kaki. Artefak – artefak buatan
tangan manusia ditemukan di situs ini, dan teridentifikasi sebagai sisa – sisa
peninggalan Sri Krishna, Kerajaan Dwaraka.
Tidak
hanya di belahan India saja yang mengalami bencana besar ini. Di berbagai
belahan dunia, terjadi kehancuran peradaban. Bangsa Hitties menderita bencana
serius dan kota – kota mulai dari Troy dan Gaza mengalami kehancuran. Mesir
mengalami kehilangan kendali atas kerajaannya. Di India, peradaban Lembah
akhirnya berakhir sekitar tahun 1000 SM.
Kali
Yuga Kedua yang dimulai pada tahun 676 SM ditandai dengan merosotnya nilai
pengetahuan, tradisi serta keterampilan yang sebelumnya masih ada pada Kali
Yuga sebelumnya. Di Yunani, pembangunan arsitektur monumental menurun drastic. Pasukan
cavalery digantikan oleh pasukan
pejalan kaki. Style keramik
disederhanakan. Di India, penggunaan bahasa Sansekerta sebagai media komunikasi
digantikan oleh bahasa masyarakat awam, Pali dan Prakrit. Kemungkinan besar,
karena krisis social yang besar inilah, sejumlah filosuf dan nabi muncul pada
masa ini, mencoba memaparkan kembali kebijakan yang hilang, dan menyebarkannya
kepada masyarakat yang mulai melupakan ajaran – ajaran mulia ini. Di antara
mereka, kita bisa menemukan nama Buddha (623 Sm), Pythagoras ( 570 SM),
Zoroaster (600 SM), dan Jaina Mahavira (599 SM).
Penutup
Pembagian Siklus Yuga dalam bentuk
gelombang seperti paparan di atas sejalan dengan ide filosuf Yunani, Plato,
yang membagi jaman di dunia menjadi empat era: Emas, Perak, Perunggu, dan Besi
(Jaman Kegelapan). Berdasarkan keterangan di atas, pada saat ini kita sedang
berada pada masa Kali Yuga Kedua, setelah melalui jaman Kali Yuga Pertama yang
berakhir pada tahun 676 SM.
Catatan yang perlu kiranya kita
perhatikan adalah periode transisi antara Kali Yuga Kedua dengan Dwapara Yuga
Kedua ( tahun 2025 Masehi – 2325 Masehi), mengingat seperti paparan sebelumnya,
selalu terjadi bencana hebat yang
sanggup menghancurkan peradaban – peradaban besar setaraf Sumeria dan Yunani
Kuno. Apa yang sanggup membuat periode selanjutnya itu luput dari kekuatan tak
trelihat dan sulit dijelaskan itu? Siapa yang sanggup memastikan bahwa pada
periode transisi yang dialami oleh anak – anak dan cucu – cucu kita itu kita
akan baik – baik saja? Perang Teluk, Tragedi WTC, ancaman Perang Dunia Ketiga
dan lain – lain seakan menjadi api di dalam sekam bagi terjadinya peristiwa
yang menakutkan ini.
Namun, kisah horror tentang periode
transisi ini bila diperhatikan menemukan sebentuk optimism tersendiri bagi
dunia yang lebih baik, bahkan mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Kita
telah melewati periode tergelap dalam sejarah peradaban manusia ketika Kali
Yuga yang pertama telah berakhir. Logikanya, setelah Kali Yuga berakhir, maka
kesadaran manusia dan dunia bersiap – sedia menyambut Dwapara Yuga ( era
kejayaan Sri Krishna), lalu menuju ke Treta Yuga ( era kejayaan Sri Rama), dan
akhirnya menuju jaman keemasan Swayambhuva Manu, kesadaran murni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar