Namanya Ringo. Dibeli di Kintamani, tempat yang secara khusus telah terkenal dengan anjing – anjingnya. Bongki senang bukan kepalang. Baginya, terlepas dari memelihara anjing bukanlah hobinya, setidaknya dia bisa menunjukkan kepada dunia bahwa dia mampu membeli seekor anjing remeh seperti membeli jajanan lima ribuan rupiah.
Kiranya bertambah pula penegasan dirinya di mata masyarakat kelas elit, kelas yang Bongki percayai telah berhasil dia daki dan taklukkan sedari dulu, sejak kehadiran Ringo. Jabatan di pemerintahan yang didapatnya dengan katrolan ratusan juta, mobil mewah yang segera akan lunas masa angsurannya, rumah hunian dengan terali tinggi yang angkuh, kaku, dan memaksakan mata yang melihatnya agar maklum akan apa yang ada di baliknya, istri yang didapatkan dengan cara black magic, semuanya semakin menambahkan bongkah – bongkah permata bagi perhiasan yang dalam kesadaran penuh ditebarkan oleh Bongki,yang empunya perhiasan.
Namun, pandangan setiap orang tidak bisa diseragamkan. Aku percaya ada ketertarikan yang pasti di dunia ini. Segala perihal menarik perihal lainnya yang serumpun. Harum kuntum mawar menarik indera lebah, laron tertarik gemerlapnya cahaya, be guling menarik buyung bangke, begitulah kira – kira.
Dan anjing ini? Apa yang ditariknya dari sekitarnya? Tubuhnya yang kecil – mungil tentu membuat hampir setiap orang yang melihatnya menjadi gemas. Kiranya demikianlah kodrat yang telah digariskan untuk ras anjing: untuk dicintai manusia pada masa mudanya, dan setia kepada tangan – tangan yang memberikannya makan. Kenyataan bahwa hampir semua anjing – anjing itu terlupakan, jika tidak tersingkirkan saat kudis dan kurap mulai menggerogoti badannya hampir menjadi klise dan kodrat akhir bagi sang anjing.
Lalu waktu berjalan merayap. Ringo pelan – pelan makin terabaikan. Tempatnya yang pernah berada di posisi terhormat mulai tergantikan oleh pangkat Bongki yang makin meninggi, sanjungan – sanjungan semu namun sangat berarti bagi Bongki, dan juga adanya interpretasi – interpretasi Bongki yang baru tentang prestise dan harga diri, yakni pergaulan dengan para pemegang kekuasaan, penguasa – penguasa yang sama dengan dirinya, tidak pernah merasa benar – benar berada di dalam puncak sesuatu. Jelas aku perhatikan semua perubahan itu, bahkan jauh sebelum Ringo ada di sana.
Bongki sudah tak seperti dulu lagi, pagi – pagi buta biasanya dia menyeduhkan susu dan menyiapkan roti atau daging buat Ringo. Terkadang, jika waktu memungkinkan, Bongki juga membawa Ringo berjalan – jalan di sekitar perumahan, sambil menunjukkan tampang kebangsawanannya yang tersohor itu. Dan kini, Ringo bahkan harus mengais tong – tong sampah di jalanan dalam keputusasaan.
Aku melihat dari jendela kamarku, Kadang meludah, kadang memaki di dalam hati. Ini kisah ironis yang menunjukkan dirinya setiap hari dan berjalan tepat di depan mataku. Mati sajalah kau, anjing… begitu suara getir di dalam benakku. Makin hari makin bertalu saja kata – kata itu. Makin menggema, merayu tanganku untuk melakukan sesuatu.
Jadi, pada satu hari yang kupilih secara acak, aku benar – benar membunuh anjing itu.
Dan waktu berjalan sewajarnya. Tak ada protes, kecuali dari pihak keluarga Bongki. Selebihnya tidak. Orang – orang pun tidak terlalu perduli.
“Anjing bukan ukuran bagi apapun; Secara prinsipil, kehadirannya memang diperlukan pada masa mudanya, selebihnya tetap bukan apa - apa” demikian kata salah seorang yang mengaku dirinya masyarakat.
Aku pikir, anjing itu, saat mudanya menarik hati. Namun, ketika mulai beranjak dewasa mulai mengikuti naluri rimba. Menggontok anjing – anjing lain yang lebih lemah daripadanya. Bahkan dia juga pinter, seperti tahu strategi perang, untuk mengalahkan lawannya yang dia rasa lebih kuat dia mengajak kawan – kawan anjingnya yang lain untuk bersekutu. Sinting.
“Anjing, asu, suka menjilat, tidak tahu malu dalam meraih sesuatu. Apapun akan dilakukannya untuk memenuhi rasa laparnya akan tulang – belulang. Bahkan, jika terpaksa, disuruh makan tai pun dia mau. Tak ada rasa malu.”
Nah, sampeyan tahu anjing laknat ini penuh dengan tipu – daya. Kalian tahu dia ini kehampaan tak berguna. Bahkan ketika masih laten, masih berupa wujud tanpa raga, aku tahu.
Sampah. Karena itulah aku menyingkirkannya. Meski rasa berdosa ini akan menghantuiku sampai ke liang lahatku, setidaknya aku merasa mewakili sebagian dari pikiran – pikiran kalian yang mungkin tak akan keluar saat anjing itu masih ada dan berbicara di hadapan kalian, menunjukkan diri sebagai hantu sepanjang hari.
Jadi, begitulah.Bongki dikuburkan hari ini. Masyarakat mengantarnya ke pengasingan terakhir dengan wajah tenang – hampa. Ringo juga ada di sana, berdiri di samping pusara, untuk kemudian pergi mengembara, entah kemana lagi mencari makna baru bagi hidupnya.
Aku masih di sini, di sudut jendelaku. Dingin, beku, ingin pergi ke dalam kegaiban. Aku memohon kepada Tuhan, namun Dia tidak mengijinkan.
[DeJa]
Totally Inspires
Pages
Followers
Halaman Populer
-
Artikel di bawah ini berasal dari sumber-sumber Hindu, saya hanya menerjemahkan, silakan Anda sendiri yang mengambil kesimpulan. According...
-
Kata chiranjiva adalah kata Sansekerta yang berarti makhluk yang hidup dalam waktu yang SANGAT lama. Kata ini sering disalahartikan dengan...
-
Dalam cerita pewayangan kita mengenal suatu tokoh penasehat dari Prabu Sri Kreshna orang menyebutnya dengan nama Sang Tualen / Malen.di b...
-
This book provides evidence which makes it clear that most religious history is not what we think it is. It lets you see the true heritag...
-
Complete the sentences below using one of these words: 1. engaged 2. widow 3. dysfunctional 4. ex-husband 5. fiancée 6. gay 7. great...
-
The Master Key System adalah salah satu mahakarya terbaik yang mewariskan cara – cara meraih kekuatan personal, metafisika, dan Kesadaran K...
-
Sebenarnya, dan sesungguh – sungguhnya, Purana Hindu adalah sejarah dan bukan sekedar mitos dan legenda hampa seperti yang banyak di...
-
Kehidupan berkata,”Nikmatilah aku.” Sang Waktu berkata,”Manfaatkan aku.” Cinta berkata,”Rasakanlah diriku.” Persahabatan berkata,”Percay...
-
Bob Hunter’s Family Bob Hunter is forty years old. He lives in Derby with his wife and three children. His wife’s name is Linda and she ...
-
1. rintihan pocong ngesot 2. derita si tuyul mohawk 3. hantu susu kendor perawan 4. kuntilanak mencari bakat 5. ada apa dengan pocong 6...
Diberdayakan oleh Blogger.
Ads 468x60px
Featured Posts
Minggu, 29 Mei 2011
Langganan:
Postingan (Atom)
Total Pembaca
Fan Page
Labels
Blog Archive
Feedjit
Chat Room
Try Relay: the free SMS and picture text app for iPhone.