Tampilkan postingan dengan label Vedanta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Vedanta. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 April 2012

Jejak-Jejak Peradaban Veda Di Inggris


Kalau kita lihat satu tempat dengan tempat lainnya, kita sering menemukan bahwa nama sekarang dari suatu negara berhubungan atau turunan dari nama Vedic aslinya. Nama “British Isle” disebut sebagai Angulisthan, merujuk pada sebuah tempat (sthan) yang adalah sebuah negeri sebesar jari tangan kalau dibandingkan dengan Eropa, yang diibaratkan sebagai sebuah pohon palem dari satu tangan. Istilah inilah, Angulisthan, yang kemudian jadi diucapkan sebagai Anguliand, dan kemudian England. Nama Britania juga berasal dari Sanskrit Brihat-sthan, yang berarti sebuah tempat yang agung atau pulau agung. Oleh karena itu, England pernah berada di bawah administrasi Veda menggunakan bahasa Sanskrit yang memberinya nama untuk pertama kali. Harap diingat juga nama-nama seperti Afganisthan, Baluchisthan, Pakisthan, Turkmenisthan, Turghasthan (Turki), Arvasthan (Arabia), Kurdisthan, dll, dll…. Siapakah yang memberi nama daerah-daerah yang mempunyai nama akhir yang demikian itu?

Banyak nama kota di Inggris juga memiliki afiliasi dengan Sanskrit. Sebagai contoh, London adalah sebuah kota Veda yang sudah sangat tua. Nama Sanskritnya di jaman dahulu kala adalah Nandanium, yang adalah sebuah istilah Sanskrit untuk tempat hunian yang sangat menyenangkan. Pada jaman Romawi, itu disalah-ucap menjadi Londonium. Inilah yang kemudian disingkat menjadi London. Dalam bahasa orang-orang Eropa huruf “L” sering menggantikan huruf “N” dari kata-kata Sanskrit. Itulah sebabnya kenapa nama Sanskrit Svetanana (perilaku adil/bersih) diucapkan oleh orang Russia menjadi Svetlana.

Nama-nama lainnya adalah yang masih berkaitan dengan nama Lord Rama, salah satu inkarnasi Tuhan. Kota-kota seperti Ramson dan Ramsgate secara langsung berhubungan dengan Lord Rama, paling tidak namanya. Nama-nama orang seperti Ramsey McDonald dan Sir Winston Ramsey dekat dengan nama orang India Ramsahay. Kata ramrod (tongkat-rama) diturunkan dari batang kayu yang sangat besar yang dipakai sebagai tongkat pendobrak oleh bala tentara Rama untuk membuka paksa pintu gerbang Alengka (Lanka).

Akhiran Sanskrit puri, sebagaimana ditemukan dalam nama-nama kota di India seperti Sudamapuri atau Jagannatha Puri, diubah menjadi “bury” di Inggris, yang berarti kota praja. Kita temukan dalam bahasa Inggris kota-kota seperti Shewsbury, Ainsbury, dan Waterbury. Topografi Salisbury yang berbukit-bukit juga membuktikan bahwa itu merupakan sebuah bentuk perusakan dari istilah Sanskrit Shail-eesh-pury, yang berarti suatu areal perbukitan dengan sebuah kuil Vedic. Canterbury secara linguistik juga berhubungan dengan apa yang dalam Sanskrit adalah kata Sankarpury, yang berarti sebuah kota praja Lord Shankar, Shiva. Ini kalau anda mengucapkan “C” sebagai “S” dan mengganti “T” dengan “K” dalam nama Center, yang bukannya tidak biasa dalam perubahan antara Sanskrit dengan bahasa Inggris. Ini juga mengindikasikan bahwa sebelum British Isle berganti agama Kristen dalam abad ke-enam A.D., Canterbury tadinya adalah tempat kedudukan seorang pemimpin spiritual Veda. Jadi, Archbishop dari Canterbury tadinya adalah seorang pendeta atau guru Veda, atau seorang Sankaracharya, dari mana datangnya nama Sankarpury.

Hubungan lainnya adalah terminologi dalam bahasa Inggris “shrine”, yang merupakan bentuk perusakan dari kata Sanskrit shwar. Ini adalah rujukan bagi kota-kota India yang dikenal sebagai pusat-pusat pemujaan Shiva pada masa silam, seperti Tryambakeshwar, Lankeshwar, Ghrishneshwar, dan masih banyak lagi yang lain. Di Inggris kita kenal kota-kota seperti Lancashire, Pembrokeshire, Hampshire, dan Wiltshire. Devonshire berasal dari Sanskrit Devaneswar, yang berarti Lord atau dewa-dewa. Kota-kota tersebut hampir pasti memiliki kuil-kuil Shiva yang besar dan luas, itulah sebabnya kenapa mereka masih dinamai dengan cara seperti itu.

Di Scotlandia kita menemukan kota Marayshire, nama yang merupakan perusakan dari nama salah satu deity Sanskrit Moreshwar. Tempat ini merupakan sebuah situs Veda pada jaman dahulu sebagaimana dapat dikenali dengan adanya figur-figur sapi masih kelihatan terukir di batu-batu karang. Sapi Nandini adalah tunggangan Lord Shiva. Tempat ini pastinya memiliki banyak kuil Shiva yang telah dihancurkan oleh para pengikut Kristen fanatik.

Kita juga bisa membandingkan nama Edinburgh dengan Sanskrit. Veda diucapkan sebagai Eda setelah kedatangan agama Kristen di Eropa. Eddas, naskah-naskah sangat kuno Skandinavia, adalah gema dari Sanskrit Vedas. Edinburgh di Skotlandia adalah perusakan dari istilah Sanskrit Vedinpur, yang berarti Kota Veda.

Hubungan lainnya adalah terminologi dalam bahasa Inggris “shrine”, yang merupakan bentuk perusakan dari kata Sanskrit shwar. Ini adalah rujukan bagi kota-kota India yang dikenal sebagai pusat-pusat pemujaan Shiva pada masa silam, seperti Tryambakeshwar, Lankeshwar, Ghrishneshwar, dan masih banyak lagi yang lain. Di Inggris kita kenal kota-kota seperti Lancashire, Pembrokeshire, Hampshire, dan Wiltshire. Devonshire berasal dari Sanskrit Devaneswar, yang berarti Lord atau dewa-dewa. Kota-kota tersebut hampir pasti memiliki kuil-kuil Shiva yang besar dan luas, itulah sebabnya kenapa mereka masih dinamai dengan cara seperti itu.

Di Scotlandia kita menemukan kota Marayshire, nama yang merupakan perusakan dari nama salah satu deity Sanskrit Moreshwar. Tempat ini merupakan sebuah situs Veda pada jaman dahulu sebagaimana dapat dikenali dengan adanya figur-figur sapi masih kelihatan terukir di batu-batu karang. Sapi Nandini adalah tunggangan Lord Shiva. Tempat ini pastinya memiliki banyak kuil Shiva yang telah dihancurkan oleh para pengikut Kristen fanatik.

Kita juga bisa membandingkan nama Edinburgh dengan Sanskrit. Veda diucapkan sebagai Eda setelah kedatangan agama Kristen di Eropa. Eddas, naskah-naskah sangat kuno Skandinavia, adalah gema dari Sanskrit Vedas. Edinburgh di Skotlandia adalah perusakan dari istilah Sanskrit Vedinpur, yang berarti Kota Veda.

Di India, kota praja dan perbentengan yang dikelilingi tembok pengaman dikenal dan diucapkan sebagai “Cote”, yang adalah sama dengan Kot seperti dalam Siddhakot, Agrakot, Lohakot, Bagalkot, dan Amarkot. Di Inggris, juga, kota praja dan kastil yang diikelilingi dengan tembok pengaman masih mengandung nama-nama Sanskrit “Cote” sebagaimana dapat dilihat pada nama-nama seperti Charlcote, Northcote, Heathcote, dan Kingscote.

Pacuan kuda terkenal di Ascot bukanlah sebuah kebetulan tempat untuk olah raga. Nama Ascot berasal dari nama Sanskrit Aswacot, yang berarti kota kuda, yang merupakan sebuah warisan dari pemerintahan administrasi Kshatriya Veda pada jaman dahulu.

Ini memperlihatkan semua nama diberikan oleh orang-orang pada jaman dahulu yang berbicara Sanskrit ketika mereka memerintah wilayah-wilayah itu. Jadi itu tidak mengejutkan bahwa bagian-bagian dari Inggris masih mengandung terminologi Sanskrit bahkan setelah semua jejak-jejak ayunan sejarah India atas Inggris sepertinya telah dihapuskan.

Terdapat lebih banyak lagi kata-kata dalam bahasa Inggris yang akarnya berasal dari Sanskrit, seperti dijelaskan di dalam buku Some Blunders of Indian Histirical Research, pada halaman 251. Pada adalah Sanskrit untuk ‘kaki’, yang berhubungan dengan sejumlah besar kata-kata bahasa Inggris, seperti Pedeatrics, pedestal, pedestrian, dan biped. Akar kata Sanskrit lainnya adalah dant, yang berarti ‘gigi’, darimana kita dapat kata-kata dentist, dentistry, dan dental. Istilah Sanskrit lainnya adalah mritya, berarti ‘kematian’, darimana kita mendapat kata-kata mortuary, morgue, mortal, dan immortal. Kata man diturunkan dari kata Sanskrit manas, berarti ‘pikiran’, mind, thingking, atau rational being. Kata bahasa Inggris door adalah Sanskrit dwar. Istilah Inggris Monarch berasal dari istilah Sanskrit Manawarka, yang berarti matahari (yang bersinar) diantara manusia. Dalam tradisi Veda, monarki dianggap sebagai sinar kemuliaan, kekuasaan, dan penjaga dunia. Daftar perbandingan kata-kata termasuk di bawah ini:


INGGRIS SANSKRIT
Ca-tholic === Sa-Devalik (ia sang penyembah kuil)
Friar === Pravar (pertapa)
Convent === Sonvent (bangunan suci)
David === Devi-da (diberkati oleh Ibu Dewi)
Church === Churcha (tempat memberikan ceramah religius)
Churchill === Churcha-cholak (orang yang memimpin khotbah)
Papa/Pope === Papa-ha (penebus dosa)

Tuan rumah yang tidak disangka-sangka dari sejumlah kata-kata Sanskrit yang terus tetap ada dalam bahasa Inggris merupakan bukti yang sangat kuat atas orang-orang India Veda pernah berayun di Eropa. Contoh-contoh seperti itu lebih banyak lagi dapat dilihat pada Bab Enam buku ini.

Bukti lebih banyak lagi tentang warisan Veda di Inggris dapat dikenali dengan adanya temuan bahwa saat membangun kembali daerah-daerah yang hancur di kota London setelah selesainya Perang Dunia II, sebuah patung dewa India Mitra, dewa matahari, ditemukan tertimbun di bawah pondasi sebuah bangunan tua. Dikatakan bahwa bangsa Romawi telah memperkenalkan penyembahan dewa matahari di Britania selama pemerintahan mereka di sana. Semua ini berarti bahwa apakah orang-orang Veda India sendiri yang langsung pergi ke Inggris, atau bisa juga peradaban Veda sampai ke Inggris melalui perantaraan orang-orang Yunani atau Romawi kuno.

Melalui aliran yang sama, British Museum di London memamerkan sebuah mosaik burung merak yang berhasil diangkat dari sebuah penggalian di British Isle. Walaupun merak adalah burung daerah tropis dan dianggap suci, dan juga adalah tunggangan dewi Sarasvati dan dewa Murugan dalam tradisi Veda, itu merupakan sebuah corak yang populer pada jaman Veda Eropa dahulu. Ini adalah sebuah bukti visual tentang masa lalu Veda di Britania Raya.

Lebih jauh lagi, bukti tentang praktek kremasi lazim dilakukan di Britania kuno ditemukan dalam bentuk kendi-kendi berisikan abu suci yang disimpan di bawah sebentuk batu di tempat pemujaan.

Aspek-aspek religius tertentu yang dibawa dari tradisi Veda juga dapat dilihat dengan cara lain, sebagaimana dijelaskap pada halaman 12 dari Some Missing Chapters of World History karya P.N. Oak. “Katedral St. Paul di London, dibangun kembali oleh Christopher Wren setelah kebakaran besar yang melanda London lebih dari 300 tahun yang lalu, masih mempertahankan beberapa tradisi pra agama Kristen. St. Paul tadinya adalah sebual kuil Gopal atau Chrisn (Krishna). Ini dia beberapa buktinya: Pusat altarnya dipisahkan dari dinding bagian belakang oleh sebuah lintasan jalan sempit yang melingkar. [Ini sebagai jalur bagi orang-orang untuk berjalan mengitari altar, sebuah kebiasaan yang khas kuil-kuil Veda]. Altar utama dibuat tidak untuk mengabadikan Jesus tetapi berupa palang Veda delapan arah mata angin. Di depan altar, tidak seberapa jauh, terdapat patung burung elang emas dalam posisi berdiri. Burung elang itu adalah [Garuda] tunggangan dewa Vishnu. Di atas reling melengkung penopang langit-langit terdapat doa-doa Latin yang dimulai dengan kata OM yang ditulis dalam huruf kapital yang tebal. Di sepanjang dinding tembok bagian dalam adalah sketsa relief dari para pertapa dan yang lain-lain sedang berendam, mandi suci dalam sungai Gangga”. Oleh karena itu, sepertinya ini menandakan bahwa banyak dari tempat-tempat suci terpenting atau gereja-gereja penganut Kristen sekarang ini tadinya adalah kuil-kuil atau tempat-tempat suci Veda.

Praktek menyematkan bulu burung (merak) pada topi orang-orang Eropa, dan bahkan bulu burung (merak) yang terlihat di atas mahkota penguasa Muslim bersumber dari peniruan gaya Lord Krishna yang pada jaman dahulu adalah orang yang pertama kali diketahui mengenakan sehelai bulu merak di puncak mahkotanya. Itu memperlihatkan bagaimana dunia pada jaman dahulu memuja-muja Lord Krishna.

Juga dipahami bahwa para administratur Kshatriya Veda jaman dahulu mempekerjakan penyanyi-penyanyi dan penyair tradisional yang dikenal sebagai Bhaat atau Bard. Itulah kata-kata yang sama yang terus dipakai dalam bahasa Inggris sebagai Poet (sebuah salah ucap dari kata Sanskrit Bhaat) dan Bard. Tradisi yang aslinya berasal di Timur dan kemudian melintas ke Yunani kuno dan kemudian Latin. Dewan penyair Raja Veda Prithviraj, Chand, dikenal sebagai “Bardai”, yang diucapkan sebagai “Bard” dalam bahasa Inggris. Kelanjutan dari tradisi poet atau bard di Britania merupakan salah satu bukti kuat dari penguasa Veda yang berbicara Sanskrit telah mengatur British Isle pada jaman dahulu kala.


STONEHENGE DAN ORANG-ORANG DRUID

Tempat lain yang harus dipertimbangkan dalam hal pengaruh Veda adalah Stonehenge, sebuah tempat misterius yang ada di dataran Salisbury di Wiltshire. Nama Stonehenge datang dari kata Sanskrit Stavankunj, yang berarti pondok tempat untuk bermeditasi. Nama aslinya benar-benar tidak ada hubungan dengan batu-batu bulat besar yang berdiri disana. Beberapa mill dari sana ada sebuah tempat yang dikenal sebagai Woodhenge. Padanan dalam Sanskrit dari kata “wood” adalah vana, diucapkan sebagai “bon”. Jadi, nama Sanskrit untuk tempat itu tentunya adalah Vanakunj, berarti sebuah “forest bower”. Ini memberikan beberapa pemahaman kepada Sanskrit sebagai asal dari nama-nama yang berakhiran “henge”.

Orang-orang Druid, yang dihubungkan dengan Stonehenge, adalah pendeta-pendeta yang memainkan peranan penting dalam kehidupan sosial pada jaman Eropa kuno. Istilah Druid adalah variasi dari orang-orang Eropa atas istilah Sanskrit Dravid. Salah satu hubungan yang dimiliki orang-orang Druid dengan peradaban Veda dijelaskan oleh P.N. Oak pada halaman 221 dari bukunya Some Missing Chapters in World History yang mana ia menyatakan: “Masyarakat Eropa menyebut orang-orang Druid sebagai orang-orang Hindu Dravida pada jaman dahulu. Kamus menjelaskannya sebagai sebuah kelompok religius kuno yang ada di Gaul, Britania, dan Irlandia pada jaman dahulu.

Dalam hikayat penduduk Irlandia dan Wales, dan kemudian dalam legenda agama Kristen, orang-orang Druid muncul sebagai penyihir dan bukan sebagai pendeta dan ahli filsafat. Ini merupakan indikasi jelas bahwa orang-orang Druid Eropa adalah sama dengan orang-orang Dravida di India. Mereka bukanlah kelompok ras tertentu. Mereka merupakan kelompok religius dari para pendeta dan ahli filsafat yang melakukan keajaiban-keajaiban melalui mantra dan upacara mereka. Secara kebetulan, harus dicatat disini bahwa adalah tidak benar untuk menandai orang-orang Arya dan orang-orang Dravida sebagai kelompok-kelompok ras yang saling bermusuhan. Mereka tidak bermusuhan. Mereka adalah komunitas-komunitas Hindu kuno [yang berbeda] yang kedua-duanya benar-benar mahir dalam pemujaan keagamaan Hindu, pengetahuan dan praktek-praktek Veda. Mereka menyebar ke Eropa ketika para Kshatriya India memerintah dunia. Sebagaimana komunitas di India begitu juga dengan komunitas di Eropa kita menjumpai istilah-istilah Arya dan Druid. Mereka tidak eksklusif satu dengan yang lain. Orang-orang Druid adalah sebuah kelompok yang menjalankan Arya Dharma yang adalah jalan hidup Arya. Karenanya ketika dunia mengatakan bahwa arang-orang Eropa adalah orang-orang Arya apa yang harus disadari adalah bahwa orang-orang Eropa tadinya adalah orang-orang Hindu. Druid, alias Dravida, membentuk sebuah kelompok keagamaan dalam komunitas orang-orang Arya yang percaya akan dan menjalankan Arya Dharma yang sama”.

Istilah Dravid berkaitan dengan para orang bijak paling awal pada saat mulainya Krita-yuga. Akar kata Dra menandakan Drashta, salah satu dari para orang mulia (seer), sementara suku kata yang belakangan vid secara langsung menunjuk kepada ilmu pengetahuan atau orang bijak itu sendiri. Jadi, mereka berasal dari India, seperti juga disebutkan pada halaman 483, Volume II dari Asiatic Researches oleh Reverend Thomas Maurice: “Asal-usul Asiatic dari orang-orang Druid telah lama diakui dalam dunia kepurbakalaan. Mr. Reuben Burrow, praktisi besar astronomi India, merupakan orang pertama yang, setelah melalui sebuah pengujian dan perbandingan yang ketat terhadap takhyul yang berhubungan dengan mytologi dan periodisasinya, secara langsung membenarkan mereka sebagai sekelompok imigran yang terdiri dari ahli-ahli filsafat India”.

Reverend Maurice melanjutkan alur pemikiran ini pada halaman 246, Bagian I, Volume I dari bukunya, Antiquities of India: “Para pendeta ini (orang-orang Druid), kaum Brahmana India, menyebarkan diri mereka secara meluas melalui wilayah Asia bagian utara, bahkan sampai ke Siberia sendiri, dan secara perlahan-lahan bercampur dengan suku-suku pribumi Celtic yang berpostur besar (penduduk Kalatoya sampai selatan Kashmir) terus melanjutkan perjalanannya sampai di Eropa dan akhirnya mendirikan kelompok orang-orang Druid yang adalah sistem Brahmin superstition di Britania purba. Ini saya pertahankan adalah koloni orang Oriental pertama yang menetap di kepulauan (British) ini”.

Ini sangat mirip dengan apa yang dijelaskan oleh Navaratna S. Rajaram dalam bukunya, Vedic Aryanand the Origins of Civilization. Ia mengatakan bahwa orang-orang Druid tercatat dalam pustaka Veda sebagai orang-orang Druhyu. Mereka diusir keluar India dalam sejumlah kampanye oleh para penguasa dari milenium ke-empat B.C., bahkan oleh Mandhatr sejak 4500 B.C. Ini sesuai dengan tradisi orang-orang Druid yang menelusuri asal-usulnya dari Asia setidaknya sejak 3900 B.C. Orang-orang Druhyu ini, yang berasal dari wilayah India barat laut telah dipimpin kembali masuk ke tanah tumpah darahnya oleh raja mereka, Angara. Kemudia Mandhatr mengusirnya kembali keluar dari Punjab dan masuk ke Afghanistan. Setelah itu, berdasarkan catatan-catatan dalam Purana mengindikasikan bahwa mereka pergi lebih jauh lagi ke arah utara dan kemudian barat memasuki Eropa, dimana mereka menjadi orang-orang Druid.

Pada halaman 11 buku The Celtic Druids, Godfrey Higgins manyebut bahwa, “Caesar . . . mangatakan, berbicara menganai orang-orang Druid, bahwa mereka tidak berpikir itu sah menurut hukum untuk melakukan penulisan rahasia agama mereka”. Ini berarti bahwa cara mereka untuk mengajarkan pengatahuan mereka kepada yang lain mereka memelihara tradisi lisan Veda. Pelajaran Sanskrit selalu dilakukan berdasarkan ingatan (tradisi lisan) sebelum itu dituliskan. Dan untuk mengingatnya, mereka secara rutin biasanya melafalkan Vedas dan pustaka Veda lainnya.

Dari halaman 154 buku Matter, Myth and Spirit or Keltic Hindu Links, Dorothea Chaplin menjelaskan, “Orang-orang Dravida adalah para Kshatriya dan semua Kshatriya adalah orang Arya. . . . Manu dalam ayat 43-44 dari bab ke-sepuluh Samhita menyebutkan sepuluh suku Kshatriya sebagai kaum Vrishala, diantara mereka adalah orang-orang Dravida”.
Pada halaman 179 sampai 183 ia melanjutkan ulasannya bahwa orang-orang Druid tidak pernah ambil bagian dalam peperangan, juga tidak pernah membayar pajak dalam rangka itu. Mereka dibebaskan dari kewajiban membayar pajak. Dalam jumlah besar mereka bergabung dalam kependetaan yang mana mereka dikirim oleh orang tuanya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diperlukan. Pada saat berumur 5 tahun para murid dikirim ke pasraman milik sang guru selama 12 sampai 20 tahun untuk mengikuti pendidikan dan mempelajari himne-himne suci Veda. Mereka akan mengingat sejumlah besar ayat-ayat. Inti dari pendidikan mereka adalah untuk memahami keabadian jiwa (soul) dan proses reinkarnasi. Pelajaran lainnya adalah astronomy, geography, berbagai cabang filsafat, dan masalah-masalah keagamaan. Jadi, sistem pendidikan Druid juga adalah sistem menurut Veda.

Kemiripan dengan sistem Veda menjadikannya yakin bahwa orang-orang Druid dalam kenyataannya adalah klan orang-orang Druhyu dari India, bagian dari peradaban Veda yang menuntun dan melakukan kendali pengawasan atas tata kemasyarakatan orang-orang Eropa kontemporer. Dama buku yang sama, Chaplin menjelaskan bahwa orang-orang Druid mendiami British Island dan membengun pusat-pusatnya di banyak tempat, yang terpenting diantaranya adalah Avebury, Stonehenge, Woodhenge, Malvern, Mona, Tara, dan Iona. Bahkan orang-orang Celtic ada di bawah kekuasaan orang-orang Druid. Tetapi, tidak hanya orang-orang Druid makmur di Britania, tetapi dalam Complete History of the Druids (hal.27) menjelaskan bahwa, “Agama orang-orang Druid bersemi sangat lama, baik di Britania dan Gaul (Perancis). Ia menyebar sampai ke Italia, seperti nampak melalui perintah pengadilan Augustus kepada orang-orang Roma, agar tidak merayakan misterinya”.

Sebagaimana tercatat pada halaman 182-183 dari Caesar’s Commentaries on the Gallic War, oleh T. Rice Holmes, Julius Caesar menjelaskan bahwa dewa untuk siapa orang-orang Druid melakukan banyak penghormatan adalah Mercury. Ia dianggap sebagai penemu semua kesenian dan pioner dan pemandu bagi para pejalan, dan penyelenggara perdagangan dan kepemilikan kekayaan. Mereka juga memberikan penghormatan untuk Apollo (penyembuh penyakit), Mars (Dewa perang), Jupiter (mahluk celestial tertinggi) dan Minerva (pelopor industri dan kerajinan tangan). Dalam tradisi Sanskrit deity-deity yang sama dikenal sebagai Surya, Mangal, Budha, Indra, dan Lakshmi.

Pada halaman 161 buku The Celtic Druids, oleh Godfrey Higgins, juga dijelaskan bahwa perayaan tanggal 25 Desember dirayakan dengan menyalakan api unggun besar di puncak bukit. Merayakannya dengan menggunakan pepohonan hijau dan terutama sekali mistletoe (sejenis tanaman warna hijau) pada perayaan ini mengkhianati tradisi Druid yang menjadi asal tradisi ini.

Orang-orang Druid tidak hanya merupakan orang-orang dari India, atau yang berorientasi Veda, yang ada di Britania. Dari halaman 113 buku Matter, Myth and Spirit or Keltic Hindu Links, Dorothea Chaplin menjelaskan, “Kerajaan Kent dibangun oleh Jat bersaudara. Baik orang-orang di kerajaan Kent dan juga di pulau Wight semuanya adalah keturunan dari Jat bersaudara”. Jat bersaudara adalah juga klan Kshatriya dari India dan membantu mengelola peradaban Veda di bagian lain dunia ini.


Sumber terjemahan dari buku “Proof of Vedic Culture’s Global Existence” oleh Stephen Knapp.

Bhavisya Purana dan Ramalan Veda tentang Muhammad


Artikel di bawah ini berasal dari sumber-sumber Hindu, saya hanya menerjemahkan, silakan Anda sendiri yang mengambil kesimpulan.


According to some Hindu and Ahmadiyya scholars, the ancient Hindu text Bhavishya Purana (attributed to Vyasa) predicted the coming of Mohammad and Islam hundreds of years ago.

Terjemahan:
Menurut beberapa ahli Hindu dan Ahmadiyah, teks kuno Bhavishya Purana (yang menurut
tradisi dibuat oleh Maha Rsi Vyasa) memprediksikan kedatangan Muhammad dan Islam ratusan tahun yang lalu."

http://en.wikipedia.org/wiki/Tripurasura

Berikut Ini Purana Hindu yang meramalkan Muhammad. Untuk melihat bahasa Sansekertanya silakan lihat di sini: http://bhavishyapuran.blogspot.com/2007 ... on-of.html


According to Bhavishya purana, Mahamada (Incarnation of Tripurasura the demon) = Dharmadushika (Polluter of righteousness)
Religion founded by Mahamada = Paisachyadharama (demoniac religion)

Terjemahan:

Menurut Bhavishya purana Mahamada (Reinkarnasi Iblis Tripurasura) = Dharmadushika (Sang perusak moral)Agama yang didirikan oleh Mahamada = Paisachyadharama (agama dengan sentuhan iblis)

Bhavishya Purana (futuristic mythology) (Circa 3000 B.C) - http://www.indiadivine.org/hinduism/art ... n-of- Islam [From the third part of the Pratisarga Parva.]

Terjemahan:

[Dari bagian ketiga Pratisarga Parva.]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Shri Suta Gosvami said: In the dynasty of king Shalivahana, there were ten kings who went to the heavenly planets after ruling for over 500 years. Then gradually the morality declined on the earth. At that time Bhojaraja was the tenth of the kings on the earth. When he saw that the moral law of conduct was declining he went to conquer all the directions of his country with ten-thousand soldiers commanded by
Kalidasa. He crossed the river Sindhu and conquered over the gandharas, mlecchas, shakas, kasmiris, naravas and sathas. He punished them and collected a large ammount of wealth. Then the king went along with Mahamada (Muhammad), the preceptor of mleccha-dharma, and his followers to the great god, Lord Shiva, situated in the desert. He bathed Lord Shiva with Ganges water and worshipped him in his mind with pancagavya (milk, ghee, yoghurt, cow dung, and cow urine) and sandalwood paste, etc.
After he offered some prayers and pleased him.

Terjemahan:

Shri Suta Gosvami berujar: Pada dinasti raja Shalivahana, terdapat sepuluh raja yang pergi ke surga setelah berkuasa lebih dari 500 tahun. Kemudian secara perlahan-lahan terjadilah kemerosotan moral di bumi. Saat itu adalah masa pemerintahan raja Bhojaraja yang merupakan raja kesepuluh. Ketika ia melihat
hukum moral dan tingkah laku semakin merosot, ia memerintahkan Kalidasa dengan
membawa 10.000 tentara menaklukan seluruh penjuru wilayah di luar negerinya. Ia
menyeberang sungai Sindhu dan menaklukkan gandhara, mleccha, shaka, kasmiri, narava dan satha. Ia menghukum mereka dan mengumpulkan sejumlah besar kekayaan.
Kemudian raja bersama dengan Mahamada (Muhammad), seorang pemberi ajaran
mleccha-dharma dan para pengikutnya pergi kepada dewa yang maha tinggi, Dewa Shiva,
yang bertempat di padang pasir. Ia mempermandikan Dewa Shiva dengan air suci
Ganga dan memujanya dalam pikirannya dengan persembahan pancagavya (susu,
ketimun, yoghurt, kotoran sapi, dan urine sapi) dan ramuan kayu cendana, dll. Hal itu dilakukan setelah ia memanjatkan doa dan menyenangkannya.
***
Suta Goswami said: After hearing the king's prayers, Lord Shiva said: O king Bhojaraja, you should go to the place called Mahakakshvara, that land is called
Vahika and now is being contaminated by the mlecchas. In that terrible country there no longer exists dharma. There was a mystic demon named Tripura (Tripurasura), whom I have already burnt to ashes, he has come again by the order of Bali. He has no origin but he achieved a benediction from me. His name is Mahamada (Muhammad) and his deeds are like that of a ghost. Therefore, O king, you should not go to this land of the evil ghost. By my mercy your intelligence will be purified. Hearing this the king came back to his country and Mahamada (Muhammad) came with them to the bank of the river Sindhu. He was expert in expanding illusion, so he said to the king very pleasingly: O great king, your god has
become my servant. Just see, as he eats my remnants, so I will show you. The king became surprised when he saw this just before them. Then in anger Kalidasa
rebuked Mahamada (Muhammad) "O rascal, you have created an illusion to bewilder the king, I will kill you, you are the lowest..."

Terjemahan:

Suta Gosvami berujar: Setelah mendengar Doa dari raja, Dewa Shiva berkata: Oh raja Bhojaraja, kau harus pergi ke tempat yang dinamakan Mahakakshvara (Mekkah?), negeri itu dinamakan Vahika dan sekarang tercemar dengan para mleccha. Di negeri yang sangat rusak itu tidak ada lagi dharma. Dulu pernah ada iblis yang bernama Tripura (Tripurasura), dimana Aku pernah memusnahkannya menjadi debu, namun ia kembali lagi atas perintah Bali. Ia tidak berasal dari manapun namun ia mendapatkan berkat dariKu. Namanya adalah Mahamada (Muhammad) dan perbuatannya adalah serupa iblis. Oleh karena itu, Oh raja, Kau memang tidak seharusnya pergi ke tempat di mana iblis bersemayam. Dan dengan berkatKu maka pikiranmu akan dimurnikan kembali. Mendengar ini, maka raja kembali ke negerinya dan Mahamada (Muhammad) mengikuti mereka sampai di pinggiran sungai Sindhu. Ia (Mahamada) adalah seorang ahli dalam mengembangkan Ilusi/khayalan, sehingga ia berkata pada raja dengan sangat senangnya: Oh raja besar, tuhanmu telah menjadi pelayan saya. Lihatlah nanti, setelah ia memakan remah-remahku, saya akan membuktikannya kepadamu. Sang raja menjadi terkejut ketika melihat hal tersebut. Kemudian dalam kemarahannya Kalidasa menegur: "Oh penipu, kau telah menciptakan khayalan untuk membingungkan raja. Aku akan membunuhmu, kau adalah manusia paling rendah..."

***
That city is known as their site of pilgrimage, a place which was Madina or free from intoxication. Having a form of a ghost (Bhuta), the expert illusionist
Mahamada (Muhammad) appeared at night in front of king Bhojaraja and said: O king, your religion is of course known as the best religion among all. Still I am going to establish a terrible and demoniac religion by the order of the Lord. The symptoms of my followers will be that they first of all will cut their genitals, have no shikha, but having beard, be wicked, make noise loudly and eat everything. They should eat animals without performing any rituals. This is my opinion.They will perform purificatory act with the musala or a pestle as you purify your things with kusha. Therefore, they will be known as musalman, the corrupters of religion. Thus the demoniac religion will be founded by me. After having heard all this the king came back to his palace and that ghost (Muhammad) went back to his place.

Terjemahan:

Kota itu dikenal sebagai tempat ritual khusus ibadah (haji?) mereka, sebuah tempat yang mana dahulunya adalah Madina atau bebas dari kemabukan. Dalam wujud setan (Bhuta), sang ahli ilusi, Mahamada (Muhammad) muncul pada suatu malam di hadapan raja Bhojaraja dan berkata: Oh raja, agamamu sudah tentu merupakan agama terbaik diantara yang ada. Namun tetap saja aku akan mendirikan suatu agama yang mengerikan dan memiliki sentuhan Iblis seperti yang dikatakan Tuhan. Nantinya, pengikutku mempunyai ciri-ciri yaitu pertama-tama mereka disunat, tidak memiliki shikkha, namun berjanggut, jahat, membuat kegaduhan dengan nyaringnya dan memakan segala. Mereka seharusnya makan binatang apapun tanpa melakukan persembahan. Ini adalah pendapatku. Mereka melakukan ritual penyucian dengan musala atau alu dalam bentuk seperti engkau menyucikan segala sesuatunya dengan kusha. Karena itu, mereka akan dikenal sebagai kaum musalman (muslim), kaum perusak agama. Demikian agama dengan sentuhan Iblis itu diciptakan olehku. Setelah mendengar semua sang raja kembali ke istananya dan setan tersebut (Muhammad) kembali ke tempatnya.
***

The intelligent king, Bhojaraj established the language of Sanskrit in three varnas - the brahmanas, kshatriyas and vaisyas - and for the shudras he established
prakrita-bhasha, the ordinary language spoken by common men. After ruling his kingdom for 50 years, he went to the heavenly planet. The moral laws established by him were honored even by the demigods. The arya-varta, the pious land is situated
between Vindhyacala and Himacala or the mountains known as Vindhya and Himalaya. The Aryans reside there, but varna-sankaras reside on the lower part of Vindhya. The musalman people were kept on the other side of the river Sindhu. On the island of Barbara, Tusha and many others also the followers of Isamsiha were also situated as they were managed by a king or demigods.

Terjemahan:

Sang raja yang cerdas, Bhojaraj mendirikan bahasa Sansekerta dalam tiga varnas -
brahmana, kshatriya dan vaisya - dan untuk shudra dia mendirikan prakrita-bhasha, bahasa umum untuk pergaulan. Setelah Raja memerintah kerajaannya selama 50 tahun, ia
pergi ke surga. Hukum moral yang didirikan olehnya sangat dihormati bahkan oleh para
manusia yang kemudian menjadi dewa. Arya-varta, tanah yang diberkati ini berada di antara Vindhyacala dan Himacala atau pegunungan yang dikenal sebagai Vindhya dan Himalaya. Kaum Aryan bertempat tinggal di sana, tetapi varna-sankara bertempat tinggal di bagian Vindhya yang lebih rendah. Kaum musalman tetap berada di sisi lain sungai Sindhu. Di pulau Barbara, Tusha dan banyak lainnya merupakan pengikut Isamsiha (Jesus) di mana mereka dipimpin oleh seorang raja atau para manusia yang kemudian menjadi dewa (santo?).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Note This
Lord Shiva said: O king Bhojaraja, you should go to the place called Mahakakshvara, that land is called Vahika and now is being contaminated by the mlecchas. In that terrible country there no longer exists dharma. There was a mystic demon named
Tripura (Tripurasura), whom I have already burnt to ashes, he has come again by the order of Bali. He has no origin but he achieved a benediction from me. His name is Mahamada (Muhammad) and his deeds are like that of a ghost. According to Bhavishya Purana Muhammad was the rebirth of Tripurasura the Demon. Tripurasura was killed by Shiva in his (Tripurasura's) past life.

Terjemahan:

Perhatikan Ini
Dewa Shiva berkata: Oh raja Bhojaraja, kau harus pergi ke tempat yang dinamakan
Mahakakshvara, negeri itu dinamakan Vahika dan sekarang tercemar dengan para mleccha. Di negeri yang sangat rusak itu tidak ada lagi dharma. Dulu pernah ada iblis yang bernama Tripura (Tripurasura), dimana Aku pernah memusnahkannya menjadi debu, namun ia kembali lagi atas perintah Bali. Ia tidak berasal dari manapun namun ia mendapatkan berkat dariKu. Namanya adalah Mahamada (Muhammad) dan perbuatannya adalah serupa iblis.

Menurut Bhasviya purana Muhammad adalah reinkarnasi dari Iblis Tripurasura.
Tripurasura pernah dibunuh oleh Dewa Shiva dikehidupan sebelumnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tambahan:
Mleccha
1 A barbarian,a non Aryan (One not speaking the Sanskrit Language or not conform in to Hindu or Aryan institutions),a foreigner in general
2 An Outcast, a very low man, Bodhayana thus defines the word:
gomAmsakhAdako yastu viruddhaM bahubhAshhate |
sarvAchAravihInashcha mlechchha ityabhidhiiyate |
He who eats cow's meat, and speaks a lot against shastras and he, who is also devoid of all forms of spiritual practice, is called a mlechha.
3 A sinner, A wicked person, A savage or barbarian race

Terjemahan:
1 Orang barbar, non Arya (tidak berbicara bahasa Sansekerta atau tidak mengikuti ajaran Hindu atau Arya), orang asing secara umum
2 orang terbuang, manusia yang sangat rendah, Bodhayana mendefinisikannya dengan:
Dia yang memakan daging sapi, dan berbicara banyak menentang shastra dan juga tidak melakukan segala bentuk latihan spiritual, disebut mlechha
3 Pendosa, manusia jahat, ras yang brutal atau barbar Paisachya Demonical, Infernal

Terjemahan:
Seperti setan, Berkelakuan setan Tripurasura Asura
1 An evil spirit, demon
2 A general name for the enemies of Gods

Terjemahan:
1 Roh jahat, iblis
2 Nama umum untuk musuh-musuh para Dewa

Sumber referensi lainnya: http://www.astrojyoti.com/
bhavishyapurana-3.htm

Senin, 09 April 2012

Shankaracharya Tentang Teori Relativitas dan Advaita




Ramaswami Aiyar


Pada saat ini yang menjadi fondasi dari ilmu pengetahuan dan hidup, angkasa dan waktu yang dianggap sebagai azas dasar dari alam semesta – angkasa, waktu dan sebab-akibat – semuanya ini memiliki bentuk pemahaman baru. Angkasa diangap sebagai fungsi dari waktu, angkasa dianggap tiada terhingga akan tetapi tetap terbatas. Dimensi ke-empat secara matematis bisa dibuktikan memang ada. Semua fenomena adalah nisbi (relative) dan mmerupakan fungsi dari kesadaran.

Tiada sesuatu pun adalah nyata dan hal ini bukanlah hanya pendapat Vedanta saja, akan tetapi Sir James Jeans yang menggaris bawahi bahwasannya pemaparan dari keilmuan modern (modern science) sesungguhnya adalah realisasi dari kenyataan, bahwa semua fenomena dan kejadian-kejadian adalah fungsi dari pikiran saja. Dengan kata lain, angkasa tidaklah ada, karena dirinya sendiri, demikian juga waktu tiadalah ada karena dirinya sendiri. Ajaran mengenai kenisbian (relativitas) yang disampaikan oleh Einstein sesungguhnya sudah disampaikan 2500 tahun yang lalu, bahkan mungkin jauh sebelum itu di dalam rangkaian Upaniisad di mana dikumandangkan, bahwa semuanya hanyalah bayangan (pikiran saja).

Ada Pikiran yang Imanent dari Kesadaran Maha Tinggi yang perwujudan maya-Nya adalah penampakan dan sebab musabab lahiriah. Demikianlah sebagai hasil dari ekperimen laboratorium dan perhitungan matematis, hipotesa dan teori kebendaan yang lama menjadi sirna dan kita kembali kepada Vedanta, menurut siapa yang sesungguhnya ada adalah Kesadaran Maha Tinggi di mana semua pikiran-pikiran, semua fenomena adalah bagian saja dan yang adalah penjumlahan, perwujudan dan integrasi dari alam semesta dan evolusi-nya.

Inilah pernyataan dari ilmu-pengetahuan modern. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan modern – ilmu pengetahuan di mana kita berhutang kepada Einstein dan Niels Bohr telah membawa kita kepada kesimpulan, bahwasannya fondasi-fondasi pada mana hidup, dan fenomena serta masalah hidup didasarkan dan dimengerti telah berubah. Dan bahwa falsafah baru, penilaian baru kepada rangkaian fenomena ini adalah pokok dan karena itulah kita kembali kepada spekulasi-spekulasi yang sangat berani ini yang merupakan karakter dari para Rsi di jaman silam.

Saya akan membawa Anda kepada beberapa agama besar dunia. Di dalam demikian banyak perbedaan Anda akan melihat penekanan atas keunggulan pikiran di atas benda dan fenomena dari benda. Ambilah contoh Kristiani yang dari segi tertentu adalah keimanan yang sederhana, ajarannya bersumber pada bantuan pembebasan hanya oleh Yesus Kristus. Kita tahu bahwa atas dasar keimanan yang langsung dan sederhana kepada Sang Guru, para mistikus Kristiani dan segolongan ahli falsafah yang hidup di sekitar abad ke 3 sampai ke 11. Mereka membina sebuah sistem pemikiran yang kalau dikaji secara hati-hati tidaklah jauh berbeda daripada Vedanta, yang tidak sedikit berasal dari gagasan Plotinus dan Plato, yang banyak dipengaruhi oleh pemikiran Mesir Kuno dan India.

Ambilah contoh Islam. Di sini juga tergantung dari satu atau dua hipotesa atau ajaran keimanan tentang universalitas dan keesaan dari Tuhan dan kepercayaan atas utusan Tuhan, akan tetapi berdasarkan keimanan yang sederhana, langsung, demokratis dan secara mutlak dekat dengan jiwa dan hati nurani orang-orang. Kemudian telah dibangun suatu keimanan sufisme yang apabila diperiksa dengan teliti di dalam karya Jalaluddin Rumi dan Omar Khayyam akan tampak tidak banyak berbeda dengan Vedanta.

Keimanan kita, apabila Anda membaca Vedanta adalah juga keimanan yang mengakui kekuatan besar tertentu, rangkaian dewata tertentu, attribute atau emanasi dari Dewata (Yang Tunggal). Bhakti, sembah, kasih sayang, penghormatan akan membawa kepada pembebasan. Hal itu juga adalah keimanan sederhana, akan tetapi ketika masalah manusia menjadi lebih ruwet dan orang-orang mulai menggali semakin dalam di bawah permukaan, maka mereka merasakan bahwa sintesa yang lebih menyeluruh diperlukan.

Sri Shankara muncul di dalam pikiran saya sebagai gabungan yang unik di dalam diri satu orang dua sifat yang biasanya ditemukan terpisah. Ada beberapa yang naik sampai kepada ketinggian yang paling atas dari pengendalian diri yang bersifat lahiriah dan analisa intelektual; ada beberapa yang menempuh lintasan yang sulit dan mencapai puncaknya, di mana di dalam kelangkaan udara dari pemikiran yang abstrak, mereka bisa berhubungan dengan Yang Tiada Terbatas. Yang lainnya mencapai puncak-puncak melaui cinta, kasih sayang dan keimanan yang tiada batasnya.

Tukaram, Kabir, Ramdas adalah contoh dari pribadi-pribadi yang melalui kasih sayang, kerinduan yang intense dan bhakti (devosi pribadi) akan cita cita mereka (seperti halnya Santo Fransiskus) menuntun mereka untuk membaktikan diri mereka dan segala sesuatu yang mereka hargai kepada cita-cita mereka sendiri atau Ista Devata. Itulah perbedaan di antara apa yang disebut jnana dan bhakti. Tiadalah dianugerahkan kepada setiap orang untuk mempersatukan kedua sifat itu pada keberadaan atau raga yang sama. Sri Shankara mampu memiliki keduanya. Beliau adalah contoh yang langka mengenai persatuan di antara sesuatu yang abstrak dan yang konkrit.

Ketika kita berpikir mengenai Sri Shankara, dengan hal apakah kita mengasosiasikan dirinya? Kita mengasosiasikannya dengan bhasyas (tafsir) agung mengenai Brahma Sutra, rangkaian Upanisad, Bhagavad Gita dan berbagai pandangan pandangan beliau yang berisi analisa yang paling abstrak, penelaahan yang paling teliti dan rinci mengenai benda dan jiwa, yang baik dan yang jahat, dualitas dan keesaan dengan kekuatan analisa dan introspeksi, dengan memanfaatkan fikiran yang kering dan tanpa emosi. Akan tetapi bersamaan dengan itu, orang yang sama juga bertanggung jawab atas Dhaksinamurti Stotra, Saundarya Lahari, Ananda Lahiri serta rangkaian stotra yang penuh rasa dan emosi serta juga atas penggambaran semua perwujudan dari Hyang Vidhi di dalam bahasa yang bersemangat. Dengan lirik yang sempurna penuh dengan cinta dan kasih sayang pribadi seperti juga yang kita temukan di dalam pencurahan rasa dari para mistikus Kristiani dan Islam. Dan juga orang orang besar kita sendiri seperti Tukaram dan Kabir serta juga generasi para penyanyi pengembara yang bahkan sampai saat ini dapat dianggap sebagai keagungan dari kehidupan di India Utara.

Yang di atas saja sudah merupakan sebuah keajaiban, akan tetapi ada satu sisi yang lain yang tidak selalu disadari bahkan oleh mereka yang memahami kehidupan Sri Shankara. Sri Shankara diberirtakan wafat ketika menginjak umur 32 tahun. Kita di dalam jaman ilmu pengetahuan sekarang ini dengan pesawat terbang, mobil dan semua kemudahannya akan merasa sulit untuk melakukan perjalanan dari Chenai (Madras) ke Kashmir akan tetapi belasan abad silam, Rsi Agung Sri Shankara melaksanakan ekspedisi ketika beliau berumur 16 tahun sampai 20 tahun berangkat ke Badrinath dan mendirikan salah satu ashram-nya di sana. Selanjutnya ke Shrinagar, memuja pada sebuah pura dan meninggalkan Chakra-nya, ke Dwaraka pada perbatasan Kathiawar di mana dia membangun ashram-nya yang lain. Menuju ke Puri dan ketempat lain di antara lintasan hutan di Mysore, yang kemudian menjadi Rishyasringa Ashrama, yaitu dikota Shringeri sekarang. Kemudian beliau pergi ke Kanchi dan ke berbagai tempat lainnya.

Beliau bukan melakukan hal itu saja akan tetapi sepanjang perjalanannya beliau memperdebatkan dan beliau menang. Ke mana saja beliau menyampaikan pandangan pandangannya. Bahkan dengan semua pekerjaan berat ini, beliau masih memiliki waktu untuk menulis rangkaian puisi yang paling indah di dalam bahasa Sanskrta, elok di dalam gaya (artikulasi), indah di dalam tamsil (perumpamaan) dan harapan. Beliau juga mampu menelorkan beberapa analisa yang mangasyikkan dan dalam mengenai manifestasi pikiran manusia dan proses mental.

Sebagai tambahan, beliau juga mampu menyampaikan ajaran advaita yang adalah salah satu pemecahan yang terhebat mengenai masalah masalah kehidupan manusia. Apakah ajaran itu diterima atau tidak oleh orang orang, tidak dapat disangkal bahwa pencapaian intelektual dan rohani dari Sri Shankara telah mempengaruhi secara mendalam sejarah dari pemikiran manusia. Dia (ajarannya ini) telah mempengaruhi dan memiliki dampak kuat pada berbagai agama dan kepercayaan, yang walaupun tidak secra keseluruhannya diakui.

(Disarikan oleh Agus S. Mantik dari Sir C.P Ramaswami Aiyar, Selected Speeches and Addresses. Bharatiya Vidya Bhavan).
Diposkan oleh Majalah Hindu Raditya

(http://majalahhinduraditya.blogspot.com)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...