Tampilkan postingan dengan label Bhavisya Purana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bhavisya Purana. Tampilkan semua postingan

Jumat, 30 November 2012

Hancurnya Atlantis oleh Shiva




Sebenarnya, dan sesungguh – sungguhnya, Purana Hindu adalah sejarah dan bukan sekedar mitos dan legenda hampa seperti yang banyak disangkakan orang – orang pada umumnya. Sejarah peristiwanya yang teramat lampau membuat ceritanya membias dan mengalami “pelegendaan” perlahan – lahan. Oleh karena itu, marilah kita mencoba berkaca kembali dari satu kisah hebat ini, yang dikutip dari “Shiva Purana.”
Atlantis di dalam Shiva Purana disebut dengan nama Atala. Tersebutlah sesosok iblis bernama Tara memiliki putra bernama Taraka. Taraka pergi ke hutan Madhuvana untuk melakukan tapa yang berat. Akibat hebatnya tapa yang dilakukan oleh Taraka, Brahma tidak bias mengabaikan kekuatan tapa yang ditimbulkan oleh Taraka ini. Brahma lalu menanyakan apa yang menjadi keinginan Taraka hingga melakukan tapa yang demikian berat. “Kabulkanlah dua permintaanku ini, wahai Brahma. Pertama, tak satupun makhluk ciptaanmu yang mampu menyaingi kekuatanku. Yang kedua, biarlah hanya putra Shiva yang mampu membunuhku.” Tarakasura mengatakan permintaan kedua dengan rasa percaya diri karena pada saat itu diceritakan bahwa Shiva belum memiliki satupun putra.
Singkat cerita, Brahma memenuhi permintaan Tarakasura. Selepas kejadian itu, Tarakasura mulai menunjukkan karakter aslinya sebagai iblis yang kejam, dan memperlakukan sekalian makhluk dengan kasar dan mengikuti segala kemauan hatinya sesukanya. Moralnya sangat rendah dan barbar.

Tarakasura lalu memiliki tiga putra, masing – masing bernama Vidyunmali, Tarakaksha dan Viryavana (Tripura-asuras). Mereka, seperti juga ayahnya, melakukan tapasya yang keras ditujukan kepada Brahma. Tapa mereka berhasil membuat Brahma kembali menunjukkan diri dan menanyakan apa yang menjadi permintaan ketiga asura ini.
“Buatlah kami hidup abadi!”, demikian permintaan mereka.
Tentu saja permintaan yang pelik ini ditolak oleh Brahma, karena sudah menjadi kodrat dan hokum alam material bahwa semua harus mengalami proses lahir, hidup dan mati.
“Mintalah permintaan yang lain.”
“Baiklah. Anugerahilah kami tiga istana yang bias melayang di angkasa. Jadikan yang pertama terbuat dari emas, yang kedua dari perak, dan yang ketiga dari besi. Kami akan tinggal di dalam istana itu. Hanya dia yang bias menghancurkan ketiga istana melayang itu (Tripura) dengan satu saja anak panah yang bias membunuh kami. (Kembali, para asura menunjukkan kebodohan dan kearoganan mereka dengan menganggap tidak mungkin ada yang bias membunuh mereka dengan satu luncuran anak panah saja.)
Para dewa segera menjadi sangat terganggu dengan adanya Tripura ini, karena ketiga asura ini membabi – buta ke seluruh penjuru alam dan berbuat yang semena – mena sehingga mengganggu keseimbangan kosmos. Para maharsi merasa terganggu dan menyampaikan keluhan mereka ke hadapan Vishnu. Vishnu lalu mengatakan bahwa secara resmi, para asura ini tidak melakukan kesalahan apapun, karena mereka masih tetap memuja shivalingga, sehingga tetap terhindar dari api dosa. Kunci utamanya, seperti disarankan oleh Vishnu, adalah membuat para asura ini berhenti memuja Shiva. Karena selama mereka mengucapkan nama Shiva, bahkan Shiva sendiri pun tak mampu menang melawan mereka.

Dengan kekuatan kedewataan – Nya, Vishnu memanggil seorang manusia. Kepalanya sebersih surge, pakaiannya kumal dan dia membawa tempat air yang terbuat dari kayu. Mulutnya ditutupi oleh selembar kain. “Apa yang menjadi tugas hamba?,” tanyanya kepada Vishnu.

Vishnu menjawab,” Aku akan mengajarimu ajaran yang sepenuhnya bertentangan dengan ajaran Veda. Kau kemudian akan mendapatkan kesan bahwa tidak ada Surga dan Neraka dan bahwa keduanya berada di dunia. Kau tidak akan percaya bahwa tidak ada pahala kebaikan maupun hukuman setelah kau meninggal. Pergilah ke Tripura dan ajarkan ketiga iblis Tripura itu dengan ajaran ini, sehingga mereka melenceng dari jalan yang benar. Hanya dengan cara itu kita bias menghancurkan Tripura.”


Utusan Vishnu ini pun mulai menyebarkan ajaran ini ke Tripura. Banyak kaum asura ini diyakinkan dan disesatkan. Bahkan dikatakan, Narada Muni pun dibuat bingung oleh ajaran ini dan sesaat mengikuti ajaran sesat ini. Narada yang suka membuat desas – desus ini lalu membawa kabar ini kepada Raja Vidyunmati.

Melihat Narada sudah “berpindah aliran dan kepercayaan,” sangat mudah bagi sang raja terbujuk pula oleh ajaran palsu ini. Iblis ini berhenti mempercayai isi Veda dan memerintahkan kepada rakyatnya untuk menghancurkan shivalingga, di manapun mereka menemukannya. (Semoga Anda, pembaca, sampai di titik ini bias mengidentifikasi kaum mana yang suka menghancurkan Shivalingga dengan mengatakan bahwa itu adalah pemujaan primitive dan / atau berhala-isme.)
Tentu saja, lambat – laun Shiva yang mengetahui hal ini menjadi murka.  


Believe it or not, dengan shakti – Nya yang tak mungkin tertandingi Shiva mampu menghancurkan ketiga istana itu dalam satu bidikan saja. Lalu, dari abu puing – puing Atala itu, Shiva mengambil segenggam dan membentuk tiga garis di dahi – Nya dan menarikan Tandava, dan Rudrakhsa keluar dari mata ketiga – Nya. Ini membuat bulu kuduk yang melihat – Nya merinding, hingga beliau tenang kemebali.

Demikianlah kilasan kisah Penghancuran Atlantis oleh Shiva, yang menurut Profesor Arysio Santos, seorang geolog melalui penelitiannya selama 20 tahun berkesimpulan bahwa Atlantis itu tidak lain dan tidak bukan adalah Kepulauan Indonesia. Memang, kalau ditelusuri dari segi historis dan penggambaran Atlantis versi Plato seperti yang dikemukakan kembali oleh Santos, potensi Indonesia sebagai Atlantis yang selama ini dicari – cari oleh para sejarawan dan geolog seluruh dunia ini sangatlah masuk akal. Hal ini didukung pula oleh Profesor Oppenheimer, geolog Harvard University yang melalui penelitian persebaran DNA dari masa 12.000 tahun yang lalu hingga sekarang menunjukkan bahwa sumber awal peradaban dunia adalah Kepulauan Indonesia.

Implikasinya apa? Ada salah satu Purana Hindu lainnya, yakni Bhavisya Purana,  yang menceritakan kelanjutan sejarah Tripurasura ini yang diceritakan kemudian menjelma menjadi iblis berbentuk manusia bernama Maha Mada. (Muhammad?) dan dia menempati tempat bernama Arvasthan (Arab?). Kutipannya adalah sebagai berikut :

“Shri Suta Gosvami berujar: Setelah mendengar Doa dari Raja, Shiva berkata: O raja Bhoraja, engkau mesti pergi ke tempat yang bernama Mahakakshvara (Mekah?), tanah itu dinamakan Vahika dan sekarang sedang terkontaminasi oleh Mleecah (ras barbar, rendah nilai moralitas). Di negara yang kacau balau itu dharma sudah tidak ada lagi. Ada seorang Iblis bernama Tripura (tripurasur). Yang dulu pernah aku hancurkan  menjadi debu. Ia datang kembali atas perintah Daitya Bali. Ia tidak berasal namun menerima berkat dariku. namanya adalah Mahamada (Muhammad?) dan Kelakuannya seperti iblis. Oleh karena itu “O raja, Kamu tidak seharusnya pergi ke tempat Iblis bersemayam. Dengan berkatKu maka pikiranmu akan kembali jernih” Mendengar ini, maka raja kembali ke negerinya dan Mahamada (Muhammad) bersama yang lainnya sampailah dipinggiran sungai Sindhu. Ia (Mahamada) adalah seorang licik ahli  bermuslihat/khayalan, ia kemudian berkata pada raja dengan sangat menariknya: “O raja besar, tuhan-mu telah menjadi pelayan saya. Lihat saja, setelah Ia makan remah2-ku, Saya akan tunjukan padamu. Sang raja menjadi terkejut ketika melihat ini dihadapan mereka. Kemudian dalam kemarahannya Kalisada menegur: “Hai bajingan, kamu telah ciptakan khayalan untuk membingungkan Raja. Saya akan membunuhmu,...Orang yang rendah"

“Kota itu dikenal sebagai tempat mereka naik haji, sebuah tempat yang dulunya Madina atau bebas dari kemabukan. Pada suatu malam, dalam rupa iblis, Sang Ahli Ilusi dan sihir, Mahamada (muhammad) muncul di hadapan raja Bhojaraja dan berkata : “O raja , agamamu sudah tentu merupakan agama terbaik diantara yang ada. Namun Aku tetap akan mendirikan suatu agama yang mengerikan dan berbau Iblis. Pengikutku mempunyai cirri-ciri yaitu pertama2 mereka disunat, tidak punya 'shikkha', namun berjenggot, keji, senang kegaduhan dan memakan segala. Mereka seharusnya makan binatang apapun tanpa mempersembahannya terlebih dahulu. Ini adalah pendapatku. Mereka melakukan ritual penyucian dengan musala seperti engkau menyucikan segala sesuatunya dengan rumput kusha (Kushala). Karena itu, mereka akan dikenal sebagai kaum musalman. Agama yang terkorupsi. Agama dengan sentuhan Iblis itu merupakan ciptaanku. Setelah mendengar semua Sang raja kembali ke istana nya dan itu hantu ( muhammad ) itu kembali ketempatnya.”

Menurut Bhavishya Purana,
Mahamada (kelahiran kembalinya Iblis Tripurasura) = Dharmadushika (Pendusta bagi  kebenaran)
Agama yang didirikan oleh Mahamada = Paisachyadharma (Agama Iblis)
Mleccha mengandung beberapa pengertian :
1.      Seorang barbar, a non arya (seorang yang tidak berbahasa Sanskrit atau tidak sesuai dengan Hindu atau Institusi arya), secara umum berarti orang asing
2.      Orang buangan, paria, terusir dari masyarakat, seorang yang berkelakuan rendah, bodhayana kemudian
3.      Pemakan daging sapi, dan pembicaraannya berlawanan dengan shastras (tata aturan, istiadat dan prilaku utama) dan yang juga tidak mengenal bentuk pelatihan spritual, dinamakan Mlechha.
4.      seorang pendosa, seorang yang keji, biadab atau ras barbar


Bhavisya Purana ini setidaknya memberikan gambaran yang lebih jelas tentang asal – usul Islam serta nasibnya yang menjadi takdir pada akhir Yuga. Ini menjelaskan mengapa Muhammad sangat brutal ingin membantai peradaban Shiva dimanapun dia temui, persis dengan modus operandinya pada penjelmaan sebelumnya. Kabah dipercaya adalah kuil Shiva Khavaliswaram. Kakek maupu paman Muhammad adalah pemuja Shiva yang taat. Di dalam kuil Kabah sebelum dihancurkan oleh balatentara beringas Muhammad adalah tempat pemujaan dari berbagai jenis keyakinan, dengan Shivalingga Shiva sebagai pusat pemujaannya. Shivalingga inilah yang pada kemudian hari hingga sekarang dikenal dengan nama hajar Aswad (diambil dari kata aswetha = tidak putih).

Dan, apalah nasib iblis Tripurasura untuk kedua kalinya selain menemui takdirnya kembali untuk dihancurkan – kali ini sepenuhnya musnah – di tangan Shiva kembali. Bahkan, di Kitab Vishnu Purana disebutkan bahwa Kalki akan berinkarnasi ke dunia ini untuk menghancurkan mleccha dharma, ajaran – ajaran iblis yang menyimpang seperti ajaran Muhammad ini maupun komunisme, kapitalisme dan rasisme. Mengapa ragu? Pada akhirnya, saat yuga bergerak kembali ke jaman Sathya Yuga, hanya Sanathana Dharma yang menjadi kebenaran tunggal, ajaran abadi yang tidak terkontaminasi oleh fanatisme, semangat permusuhan, rasisme, dan anti – rasionalisme.

Rabu, 11 April 2012

Bhavisya Purana dan Ramalan Veda tentang Muhammad


Artikel di bawah ini berasal dari sumber-sumber Hindu, saya hanya menerjemahkan, silakan Anda sendiri yang mengambil kesimpulan.


According to some Hindu and Ahmadiyya scholars, the ancient Hindu text Bhavishya Purana (attributed to Vyasa) predicted the coming of Mohammad and Islam hundreds of years ago.

Terjemahan:
Menurut beberapa ahli Hindu dan Ahmadiyah, teks kuno Bhavishya Purana (yang menurut
tradisi dibuat oleh Maha Rsi Vyasa) memprediksikan kedatangan Muhammad dan Islam ratusan tahun yang lalu."

http://en.wikipedia.org/wiki/Tripurasura

Berikut Ini Purana Hindu yang meramalkan Muhammad. Untuk melihat bahasa Sansekertanya silakan lihat di sini: http://bhavishyapuran.blogspot.com/2007 ... on-of.html


According to Bhavishya purana, Mahamada (Incarnation of Tripurasura the demon) = Dharmadushika (Polluter of righteousness)
Religion founded by Mahamada = Paisachyadharama (demoniac religion)

Terjemahan:

Menurut Bhavishya purana Mahamada (Reinkarnasi Iblis Tripurasura) = Dharmadushika (Sang perusak moral)Agama yang didirikan oleh Mahamada = Paisachyadharama (agama dengan sentuhan iblis)

Bhavishya Purana (futuristic mythology) (Circa 3000 B.C) - http://www.indiadivine.org/hinduism/art ... n-of- Islam [From the third part of the Pratisarga Parva.]

Terjemahan:

[Dari bagian ketiga Pratisarga Parva.]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Shri Suta Gosvami said: In the dynasty of king Shalivahana, there were ten kings who went to the heavenly planets after ruling for over 500 years. Then gradually the morality declined on the earth. At that time Bhojaraja was the tenth of the kings on the earth. When he saw that the moral law of conduct was declining he went to conquer all the directions of his country with ten-thousand soldiers commanded by
Kalidasa. He crossed the river Sindhu and conquered over the gandharas, mlecchas, shakas, kasmiris, naravas and sathas. He punished them and collected a large ammount of wealth. Then the king went along with Mahamada (Muhammad), the preceptor of mleccha-dharma, and his followers to the great god, Lord Shiva, situated in the desert. He bathed Lord Shiva with Ganges water and worshipped him in his mind with pancagavya (milk, ghee, yoghurt, cow dung, and cow urine) and sandalwood paste, etc.
After he offered some prayers and pleased him.

Terjemahan:

Shri Suta Gosvami berujar: Pada dinasti raja Shalivahana, terdapat sepuluh raja yang pergi ke surga setelah berkuasa lebih dari 500 tahun. Kemudian secara perlahan-lahan terjadilah kemerosotan moral di bumi. Saat itu adalah masa pemerintahan raja Bhojaraja yang merupakan raja kesepuluh. Ketika ia melihat
hukum moral dan tingkah laku semakin merosot, ia memerintahkan Kalidasa dengan
membawa 10.000 tentara menaklukan seluruh penjuru wilayah di luar negerinya. Ia
menyeberang sungai Sindhu dan menaklukkan gandhara, mleccha, shaka, kasmiri, narava dan satha. Ia menghukum mereka dan mengumpulkan sejumlah besar kekayaan.
Kemudian raja bersama dengan Mahamada (Muhammad), seorang pemberi ajaran
mleccha-dharma dan para pengikutnya pergi kepada dewa yang maha tinggi, Dewa Shiva,
yang bertempat di padang pasir. Ia mempermandikan Dewa Shiva dengan air suci
Ganga dan memujanya dalam pikirannya dengan persembahan pancagavya (susu,
ketimun, yoghurt, kotoran sapi, dan urine sapi) dan ramuan kayu cendana, dll. Hal itu dilakukan setelah ia memanjatkan doa dan menyenangkannya.
***
Suta Goswami said: After hearing the king's prayers, Lord Shiva said: O king Bhojaraja, you should go to the place called Mahakakshvara, that land is called
Vahika and now is being contaminated by the mlecchas. In that terrible country there no longer exists dharma. There was a mystic demon named Tripura (Tripurasura), whom I have already burnt to ashes, he has come again by the order of Bali. He has no origin but he achieved a benediction from me. His name is Mahamada (Muhammad) and his deeds are like that of a ghost. Therefore, O king, you should not go to this land of the evil ghost. By my mercy your intelligence will be purified. Hearing this the king came back to his country and Mahamada (Muhammad) came with them to the bank of the river Sindhu. He was expert in expanding illusion, so he said to the king very pleasingly: O great king, your god has
become my servant. Just see, as he eats my remnants, so I will show you. The king became surprised when he saw this just before them. Then in anger Kalidasa
rebuked Mahamada (Muhammad) "O rascal, you have created an illusion to bewilder the king, I will kill you, you are the lowest..."

Terjemahan:

Suta Gosvami berujar: Setelah mendengar Doa dari raja, Dewa Shiva berkata: Oh raja Bhojaraja, kau harus pergi ke tempat yang dinamakan Mahakakshvara (Mekkah?), negeri itu dinamakan Vahika dan sekarang tercemar dengan para mleccha. Di negeri yang sangat rusak itu tidak ada lagi dharma. Dulu pernah ada iblis yang bernama Tripura (Tripurasura), dimana Aku pernah memusnahkannya menjadi debu, namun ia kembali lagi atas perintah Bali. Ia tidak berasal dari manapun namun ia mendapatkan berkat dariKu. Namanya adalah Mahamada (Muhammad) dan perbuatannya adalah serupa iblis. Oleh karena itu, Oh raja, Kau memang tidak seharusnya pergi ke tempat di mana iblis bersemayam. Dan dengan berkatKu maka pikiranmu akan dimurnikan kembali. Mendengar ini, maka raja kembali ke negerinya dan Mahamada (Muhammad) mengikuti mereka sampai di pinggiran sungai Sindhu. Ia (Mahamada) adalah seorang ahli dalam mengembangkan Ilusi/khayalan, sehingga ia berkata pada raja dengan sangat senangnya: Oh raja besar, tuhanmu telah menjadi pelayan saya. Lihatlah nanti, setelah ia memakan remah-remahku, saya akan membuktikannya kepadamu. Sang raja menjadi terkejut ketika melihat hal tersebut. Kemudian dalam kemarahannya Kalidasa menegur: "Oh penipu, kau telah menciptakan khayalan untuk membingungkan raja. Aku akan membunuhmu, kau adalah manusia paling rendah..."

***
That city is known as their site of pilgrimage, a place which was Madina or free from intoxication. Having a form of a ghost (Bhuta), the expert illusionist
Mahamada (Muhammad) appeared at night in front of king Bhojaraja and said: O king, your religion is of course known as the best religion among all. Still I am going to establish a terrible and demoniac religion by the order of the Lord. The symptoms of my followers will be that they first of all will cut their genitals, have no shikha, but having beard, be wicked, make noise loudly and eat everything. They should eat animals without performing any rituals. This is my opinion.They will perform purificatory act with the musala or a pestle as you purify your things with kusha. Therefore, they will be known as musalman, the corrupters of religion. Thus the demoniac religion will be founded by me. After having heard all this the king came back to his palace and that ghost (Muhammad) went back to his place.

Terjemahan:

Kota itu dikenal sebagai tempat ritual khusus ibadah (haji?) mereka, sebuah tempat yang mana dahulunya adalah Madina atau bebas dari kemabukan. Dalam wujud setan (Bhuta), sang ahli ilusi, Mahamada (Muhammad) muncul pada suatu malam di hadapan raja Bhojaraja dan berkata: Oh raja, agamamu sudah tentu merupakan agama terbaik diantara yang ada. Namun tetap saja aku akan mendirikan suatu agama yang mengerikan dan memiliki sentuhan Iblis seperti yang dikatakan Tuhan. Nantinya, pengikutku mempunyai ciri-ciri yaitu pertama-tama mereka disunat, tidak memiliki shikkha, namun berjanggut, jahat, membuat kegaduhan dengan nyaringnya dan memakan segala. Mereka seharusnya makan binatang apapun tanpa melakukan persembahan. Ini adalah pendapatku. Mereka melakukan ritual penyucian dengan musala atau alu dalam bentuk seperti engkau menyucikan segala sesuatunya dengan kusha. Karena itu, mereka akan dikenal sebagai kaum musalman (muslim), kaum perusak agama. Demikian agama dengan sentuhan Iblis itu diciptakan olehku. Setelah mendengar semua sang raja kembali ke istananya dan setan tersebut (Muhammad) kembali ke tempatnya.
***

The intelligent king, Bhojaraj established the language of Sanskrit in three varnas - the brahmanas, kshatriyas and vaisyas - and for the shudras he established
prakrita-bhasha, the ordinary language spoken by common men. After ruling his kingdom for 50 years, he went to the heavenly planet. The moral laws established by him were honored even by the demigods. The arya-varta, the pious land is situated
between Vindhyacala and Himacala or the mountains known as Vindhya and Himalaya. The Aryans reside there, but varna-sankaras reside on the lower part of Vindhya. The musalman people were kept on the other side of the river Sindhu. On the island of Barbara, Tusha and many others also the followers of Isamsiha were also situated as they were managed by a king or demigods.

Terjemahan:

Sang raja yang cerdas, Bhojaraj mendirikan bahasa Sansekerta dalam tiga varnas -
brahmana, kshatriya dan vaisya - dan untuk shudra dia mendirikan prakrita-bhasha, bahasa umum untuk pergaulan. Setelah Raja memerintah kerajaannya selama 50 tahun, ia
pergi ke surga. Hukum moral yang didirikan olehnya sangat dihormati bahkan oleh para
manusia yang kemudian menjadi dewa. Arya-varta, tanah yang diberkati ini berada di antara Vindhyacala dan Himacala atau pegunungan yang dikenal sebagai Vindhya dan Himalaya. Kaum Aryan bertempat tinggal di sana, tetapi varna-sankara bertempat tinggal di bagian Vindhya yang lebih rendah. Kaum musalman tetap berada di sisi lain sungai Sindhu. Di pulau Barbara, Tusha dan banyak lainnya merupakan pengikut Isamsiha (Jesus) di mana mereka dipimpin oleh seorang raja atau para manusia yang kemudian menjadi dewa (santo?).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Note This
Lord Shiva said: O king Bhojaraja, you should go to the place called Mahakakshvara, that land is called Vahika and now is being contaminated by the mlecchas. In that terrible country there no longer exists dharma. There was a mystic demon named
Tripura (Tripurasura), whom I have already burnt to ashes, he has come again by the order of Bali. He has no origin but he achieved a benediction from me. His name is Mahamada (Muhammad) and his deeds are like that of a ghost. According to Bhavishya Purana Muhammad was the rebirth of Tripurasura the Demon. Tripurasura was killed by Shiva in his (Tripurasura's) past life.

Terjemahan:

Perhatikan Ini
Dewa Shiva berkata: Oh raja Bhojaraja, kau harus pergi ke tempat yang dinamakan
Mahakakshvara, negeri itu dinamakan Vahika dan sekarang tercemar dengan para mleccha. Di negeri yang sangat rusak itu tidak ada lagi dharma. Dulu pernah ada iblis yang bernama Tripura (Tripurasura), dimana Aku pernah memusnahkannya menjadi debu, namun ia kembali lagi atas perintah Bali. Ia tidak berasal dari manapun namun ia mendapatkan berkat dariKu. Namanya adalah Mahamada (Muhammad) dan perbuatannya adalah serupa iblis.

Menurut Bhasviya purana Muhammad adalah reinkarnasi dari Iblis Tripurasura.
Tripurasura pernah dibunuh oleh Dewa Shiva dikehidupan sebelumnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tambahan:
Mleccha
1 A barbarian,a non Aryan (One not speaking the Sanskrit Language or not conform in to Hindu or Aryan institutions),a foreigner in general
2 An Outcast, a very low man, Bodhayana thus defines the word:
gomAmsakhAdako yastu viruddhaM bahubhAshhate |
sarvAchAravihInashcha mlechchha ityabhidhiiyate |
He who eats cow's meat, and speaks a lot against shastras and he, who is also devoid of all forms of spiritual practice, is called a mlechha.
3 A sinner, A wicked person, A savage or barbarian race

Terjemahan:
1 Orang barbar, non Arya (tidak berbicara bahasa Sansekerta atau tidak mengikuti ajaran Hindu atau Arya), orang asing secara umum
2 orang terbuang, manusia yang sangat rendah, Bodhayana mendefinisikannya dengan:
Dia yang memakan daging sapi, dan berbicara banyak menentang shastra dan juga tidak melakukan segala bentuk latihan spiritual, disebut mlechha
3 Pendosa, manusia jahat, ras yang brutal atau barbar Paisachya Demonical, Infernal

Terjemahan:
Seperti setan, Berkelakuan setan Tripurasura Asura
1 An evil spirit, demon
2 A general name for the enemies of Gods

Terjemahan:
1 Roh jahat, iblis
2 Nama umum untuk musuh-musuh para Dewa

Sumber referensi lainnya: http://www.astrojyoti.com/
bhavishyapurana-3.htm

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...