Tampilkan postingan dengan label Mohenjo-Daro. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mohenjo-Daro. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 April 2012

Perang Nuklir Mahabharata



Apakah perang Mahabharata India adalah perang nuklir? Apakah India kuno menggunakan senjata penghancur massal sementara di Barat masih berada di dalam kehidupan primitif? Openheimer, arsitek bom atom modern yang bertanggung - jawab terhadap Manhattan Project ditanyai oleh seorang mahasiswa setelah ledakan Manhattan," Bagaimana perasaan Anda setelah meledakkan bom atom pertama di dunia?".

Jawaban Openheimer atas pertanyaan itu adalah,"Bukan bom atom yang pertama, tapi bom atom pertama di era moderen." Dia sangat percaya bahwa nuklir dipakai pada masa India kuno. Apa yang membuat Openheimer percaya adalah penggambaran akurat dari senjata - senjata yang dipakai di dalam perang Mahabharata yang setara dengan senjata - senjata nuklir moderen.


Mohenjadaro dan Harappa


Ilmuwan Davneport dan Vincenti mengajukan teori yang menyatakan bahwa puing - puing di Mohenjodaaro dan Harappa adalah akibat ledakan nuklir karena mereka menemukan sejumlah besar lapisan tanah liat (stratums of clay) dan lapisan gelas hijau. Tanah meleleh akibat terkena temperatur sangat tinggi dan pasir dan kemudian tiba - tiba mengeras. Material - material ini juga ditemukan di gurun Nevada yang dikenal sebagai lahan percobaan Nuklir.

Abu Radioaktif

Lapisan abu radioaktif ditemukan di Rajashtan, India. Abu ini menutupi sekitar tiga - perempat mil area, sepuluh mil sebelah Barat Jodhpur. Riset menunjukkan bahwa di sekitar wilayah itu banyak terjadi kasus kelahiran cacat dan kanker. Para peneliti ilmiah kemudian menemukan bahwa di wilayah itu pernah terjadi ledakan nuklir sekitar 8.000 sampai 12.000 tahun yang lalu. Ledakan itu dikatakan membumihanguskan hampir semua bangunan dan kemungkinan membunuh setengah juta penduduk.Arkeolog Francis Taylor menyatakan bahwa beberapa relief di kuil - kuil terdekat mengacu kepada doa agar dijauhkan dari cahaya dahsyat yang datang meluluhlantakkan kota.


Lubang Menganga di Bombay

Tanda dari perang nuklir di India juga meninggalkan jejak lubang raksasa di dekat Bombay. Diameternya mencapai 2,154 kilometer, terletak sekitar 400 kilometer Bombay dan usianya diperkirakan 50.000 tahun. Tak ada jejak - jejak material meteorit atau yang sejenis di sana.

Selasa, 13 Maret 2012

Jembatan Ram Sethu yang Ternyata Fakta

Ternyata sudah banyak peradaban modern sebelum masa kita sekarang. Masa sebelum 4000 SM yang dianggap sebagai masa pra sejarah dengan peradaban Sumeria sebagai peradaban tertua didunia ternyata dianggap salah. Adanya Teori Atlantis, Lemuria, kini makin diperkuat dengan bukti tertulis seperti percakapan Plato mengenai dialog Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai Atlantis.

Naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana dan dinastinya, Bharatayudha dan kerajaan Hastinapura, bahkan bukti arkeologi mengenai peradaban Monhenjo-Daroo yang berhasil ditemukan di Pakistan utara, Easter Island dan Pyramid Mesir maupun Amerika Selatan sedikitnya juga telah menunjukkan bahwa memang telah ada peradaban modern di masa ribuan atau bahkan jutaan tahun sebelum era Masehi.

Dinasti Rama

Dinasti Rama diperkirakan berkuasa di bagian Utara India – Pakistan – Tibet hingga Asia Tengah pada tahun 30.000 SM hingga 15.000 SM. Beberapa naskah Wedha dan Jain yang antara lain mengenai Ramayana dan Mahabharata ternyata memuat bukti historis maupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan tujuh kota utamanya “Seven Rishi City” yang salah satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan Utara).
Beberapa kemajuan peradaban masa lalu:


1. Atlantis dan Dinasti Rama pernah mengalami masa keemasan (Golden Age) pada saat yang bersamaan antara 30.000-15.000 SM.
2. Keduanya sudah menguasai teknologi nuklir.
3. Keduanya memiliki teknologi dirgantara dan aeronautika yang canggih hingga memiliki pesawat berkemampuan dan berbentuk seperti UFO (berdasarkan beberapa catatan) yang disebut Vimana (Rama) dan Valakri (Atlantis).
4. Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif dan dipimpin oleh para pendeta (enlighten priests), sesuai naskah Plato.
5. Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi’s City) dengan ibukota Ayodhya dimana salah satu kota yang berhasil ditemukan adalah Mohenjo-Daroo.
6. Persaingan dari kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan perang yang menggunakan senjata nuklir.
7. Para ahli menemukan bahwa pada puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daroo mengandung residu radio-aktif yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan Thermonuklir skala besar.
8.Dalam sebuah sloka mengenai Mahabharata, diceritakan dengan kiasan sebuah senjata penghancur massal yang akibatnya mirip sekali dengan senjata nuklir masa kini.
9. Beberapa Sloka dalam kitab Wedha dan Jaina secara eksplisit dan lengkap menggambarkan bentuk dari “wahana terbang” yang disebut ‘”Vimana” yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini.
10. Sebagian besar bukti tertulis justru berada di India dalam bentuk naskah sastra, sedangkan bukti fisik justru berada di belahan dunia barat yaitu Piramid di Mesir dan Amerika Selatan.

Singkatnya segala penyelidikan diatas berusaha menyatakan bahwa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000 SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklir. Akan tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklir yang dahsyat pula. Hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif yang kemudian berakhir dengan munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu.

Jembatan Tertua di Dunia, Adam Bridge, atau yang kerap dijuluki Rama Bridge (Raam Sethu) merupakan salah satu “Mysterious Places in the World’s” adalah rantai batu kapur buatan (bukan krn peristiwa alam) antara pulau Mannar, didekat Sri Lanka barat laut dan Rameswaram, di pantai tenggara India. Hindu percaya jembatan ini dibangun oleh pasukan kera atas instruksi dari Shri Rama, inkarnasi Wishnu untuk menyelamatkan Sita yang diculik ke Alengka oleh Rahwana, seperti yang ditulis di dalam epos besar Hindu, Ramayana. Banyak inskripsi, koin, panduan pengelana tua, referensi lama, peta religius kuno menandakan struktur ini dianggap suci oleh umat Hindu.

Jembatan purba misterius sepanjang 30 Km yang menghubungkan antara Manand Island (Srilanka) dan Pamban Island (India) ini diperkirakan telah berumur 1.000.000 tahun lebih.

Jembatan yang dinamakan "Vanara Sena" atau pihak NASA menyebutnya sebagai Jembatan Adam menuai berbagai macam perkiraan berkaitan dengan umur dan sejarah jembatan tersebut.

Umat hindu meyakini Jembatan Adam berkaitan erat dengan Epik Ramayana di mana disebutkan jembatan tersebut dibangun oleh Rama dan sekutunya, para manusia kera, yang dibantu para Dewa untuk membantu Rama menjangkau Srilanka guna menyelamatkan istrinya, Shinta, dari raja raksasa, Rahwana.

Sementara Srilanka Archeology Department mengatakan usia Jembatan Adam berkisar 1 hingga 2 juta tahun. Citra dari Rama Brige sendiri sangat mudah terlihat dari atas permukaan air laut karena letaknya yang tidak terlalu dalam,yaitu hanya tergenang sedalam kira-kira 1,2 meter (jika air laut sedang surut). Status dari jembatan tsb masih merupakan misteri hingga saat ini,menurut tafsiran para ahli,diperkirakan mungkin Rama Bridge sangat erat kaitannya dengan Epos terkenal India, Ramayana.
Srilankan Archeology Department telah mengeluarkan suatu statment yang menyebutkan usia Rama Bridge mungkin berkisar diantara 1.000.000 hingga 2.000.000 tahun,namun apakah jembatan ini benar-benar terbentuk secara alami ataukah merupakan suatu mahakarya manusia hal itu belum bisa mereka terangkan.

S.U.Deraniyagala, Direktur Jenderal Arkeologi Srilanka yang juga merupakan pengarang buku “Early Man and the Rise of Civilization in Sri Lanka: the Archaeological Evidence” mengatakan bahwa peradaban manusia telah muncul di Kaki Gunung Himalaya sekitar 2.000.000 tahun silam,walaupun menurut para sejarawan peradaban paling awal didaratan India adalah peradaban bangsa Ca, hal itu bukan merupakan suatu jaminan bahwa terdapat peradaban yang lebih tua lagi dari mereka sebelumnya.

Epos Ramayana,menurut Kalender Hindu seharusnya berada pada masa Tretha Yuga (menurut cakram masa evolusi Hindu/ cakram Hinduism tentang Epos tersebut terbagi pada masa Sathya (1.728.000 tahun), Tredha (1.296.000 tahun), Dwapara (8.64.000 tahun) dan Kali (4.32.000 tahun).

Tahap sekarang menurut kalender mereka ialah Kali.Berarti menurut Epos tersebut, usia dari Rama Bridge berkisar 1.700.000 tahun.

.

Kamis, 24 Februari 2011

Ilmuwan dan Peneliti mengenai Mahabharata

Ledakan Nuklir Masa Lampau dan Batu Mengambang di Shivapur

Epos besar India, Mahabharata, berisikan begitu banyak legenda mengenai kekuatan dahsyat dari senjata misterius.

Dari ekspedisi arkeologis, dimana dilakukan penggalian besar – besaran di wilayah Mohenjo-Daro pada awal tahun 90-an, menyingkap puing – puing kota kuno yang sangat luas. Kota itu menunjukkan salah satu peradaban paling maju yang ada di dunia. Mereka mampu bertahan selama dua sampai tiga juta tahun lamanya. Bagaimanapun, para ilmuwan lebih tertarik mengenai penyebab matinya kota itu dibandingkan dengan masa jayanya.



Para peneliti mencoba untuk menjelaskan alasan mengapa kota itu mengalami kehancuran dengan berbagai teori. Namun, bagaimanapun, para ilmuwan tidak menemukan indikasi pernah adanya banjir yang besar , tulang – belulang jumlahnya tidak begitu banyak, tidak pula ditemukan sisa – sisa peninggalan senjata, maupun sesuatu yang lain untuk membuktikan bahwa peradaban ini punah akibat bencana alam atau perang. Para arkeolog kebingungan: menurut analisa mereka, bencana di kota ini terjadi dengan sangat tak terduga dan menyebabkan mereka tidak bisa bertahan hidup lebih lama lagi.

Ilmuwan Davneport dan Vincenti lalu mengusulkan teori yang sangat mengagumkan. Mereka menyatakan bahwa kota kuno ini telah dihancur – leburkan oleh ledakan dahsyat senjata nuklir. Mereka menemukan lapisan tanah liat dan lapisan kaca berwarna hijau. Sepertinya, para arkeolog menduga, suhu yang sangat tinggi melelehkan tanah liat dan juga pasir ini dan sebagai dampaknya kedua lapisan ini seketika mengeras dan memadat. Lapisan berupa kaca hijau juga bisa ditemukan di gurun Nevada setelah beberapa eksperimen peledakan nuklir dilakukan.

Seratus tahun sudah berlalu setelah penggalian di Mohenjo-Daro. Analisa moderen menunjukkan, puing – puing kota ini telah dilelehkan oleh suhu yang sangat tinggi – tidak kurang daripada 1.500 derajat Celcius. Para peneliti juga menemukan titik pusat gempa, di mana semua rumah roboh menuju ke arah itu. Kerusakan sedikut berkurang di daerah pinggir kota. Berlusin – lusin tulang – belulang ditemukan di wilayah Mohenjo-Daro – Tingkat radiaoaktivitas melewati batas normal 50 kali lebih besar.

Salah satu bab di dalam Mahabharata menceritakan tentang selongsong, yang berpijar laksana api, namun tidak mengeluarkan asap.

“Ketika selongsong itu menghantam tanah, kegelapan menyelimuti bumi,
Angin puyuh dan badai meruntuhkan kota – kota.
Ledakan yang mengerikan membakar beribu – ribu binatang dan manusia menjadi abu.
Para petani, penduduk kota dan para prajurit menyelam di sungai untuk membersihkan debu beracun (yang menempel di tubuh mereka)”



“asap putih panas yang seribu kali lebih menyilaukan daripada matahari muncul dalam kecemerlangan abadi dan meluluh – lantakkan kota menjadi abu. Air menjadi mendidih... kuda – kuda dan kereta perang terbakar beribu – ribu jumlahnya... Mayat – mayat yang berjatuhan tercerai – berai oleh panas yang mahadahsyat, hingga mereka tak lagi terlihat seperti manusia..”


Misteri masa lampau India yang mencengangkan dunia bisa ditemukan pula di kota Shivapur. Ada dua batu yang sangat mencengangkan terletak bersebelahan di dua kuil yang berseberangan. Batu pertama beratnya 55 kilogram, yang lainnya 41 kilogram. Jika sebelas orang menyentuh batu yang lebih besar, dan sembilan orang menyentuh batu yang lebih kecil, dan mereka mengucapkan mantra khusus, yang terukir di salah satu dinding kuil di sana, kedua batu itu akan melayang – layang setinggi dua meter di udara dan akan seperti itu selama dua detik, seolah – olah hukum gravitasi tidak berlaku bagi kedua batu itu. Banyak ilmuwan Eropa dan Asia telah mempelajari fenomena aneh ini.


(Alexander Pechersky)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...