Senin, 10 Januari 2011

Ramalan Sabdo Palon

1.Ingatlah kepada kisah lama yang ditulis di dalam buku babad tentang negara Mojopahit. Waktu itu Sang Prabu Brawijaya mengadakan pertemuan dengan SunanKalijaga didampingi oleh Punakawannya yang bernama Sabda Palon Naya Genggong.

2.Prabu Brawijaya berkata lemah lembut kepada punakawannya: "Sabda-Palonsekarang saya sudah menjadi Islam. Bagaimanakah kamu? Lebih baik ikut Islam sekali, sebuah agama suci dan baik."

3.Sabda Palon menjawab kasar: "Hamba tak mau masuk Islam Sang Prabu, sebab saya ini raja serta pembesar Dah Hyang se tanah Jawa. Saya ini yang membantuanak cucu serta para raja di tanah jawa. Sudah digariskan kita harus berpisah.

4.Berpisah dengan Sang Prabu kembali ke asal mula saya. Namun Sang Prabu kami mohon dicatat. Kelak setelah 500 tahun saya akan mengganti agama Buda lagi,saya sebar seluruh tanah Jawa.

5.Bila ada yang tidak mau memakai, akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin, setan dan lain-lainnya. Belum legalah hati saya bila belu saya hancurleburkan. Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya.

6.Lahar tersebut mengalir ke barat daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang. Sudah mulai menyebarkan agama Buda. Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widi bahwa segalanya harus bergantian. Tidak dapat bila diubah lagi.

7.Kelak waktunya paling sengsara di tanah Jawa ini pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji. Umpama seorang menyeberang sungai sudah datang ditengah-tengah. Tiba-tiba sungainya banjir besar, dalamnya menghanyutkan manusia sehingga banyak yang meninggal dunia.

8.Bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak mungkin disingkiri lagi. Sebab dunia ini ada ditanganNya. Hal tersebutsebagai bukti bahwa sebenarnya dunia ini ada yang membuatnya.

9.Bermacam-macam bahaya yang membuat tanah Jawa rusak. Orang yang bekerja hasilnya tidak mencukupi. Para priyayi banyak yang susah hatinya. Saudagar selalu menderita rugi. Orang bekerja hasilnya tidak seberapa. Orang tani pun demikian juga. Penghasilannya banyak yang hilang di hutan.

10.Bumi sudah berkurang hasilnya. Banyak hama yang menyerang. Kayupun banyak yang hilang dicuri. Timbullah kerusakan hebat sebab orang berebutan.Benar-benar rusak moral manusia. Bila hujan gerimis banyak maling tapi siang hari banyak begal.

11.Manusia bingung dengan sendirinya sebab rebutan mencari makan. Mereka tidak mengingat aturan negara sebab tidak tahan menahan keroncongannya perut. Hal tersebut berjalan disusul datangnya musibah pagebluk yang luar biasa.Penyakit tersebar merata di tanah Jawa. Bagaikan pagi sakit sorenya telah meninggal dunia.

12.Bahaya penyakit luar biasa. Di sana-sini banyak orang mati. Hujan tidak tepat waktunya. Angin besar menerjang sehingga pohon-pohon roboh semuanya.Sungai meluap banjir sehingga bila dilihat persis lautan pasang.

13.Seperti lautan meluap airnya naik ke daratan. Merusakkan kanan kiri.Kayu-kayu banyak yang hanyut. Yang hidup di pinggir sungai terbawa sampai kelaut. Batu-batu besarpun terhanyut dengan gemuruh suaranya.

14.Gunung-gunung besar bergelegar menakutkan. Lahar meluap ke kanan serta kekiri sehingga menghancurkan desa dan hutan. Manusia banyak yang meninggal sedangkan kerbau dan sapi habis sama sekali. Hancur lebur tidak ada yang tertinggal sedikitpun.

15.Gempa bumi tujuh kali sehari, sehingga membuat susahnya manusia. Tanah pun menganga. Muncullah brekasakan yang menyeret manusia ke dalam tanah.Manusia-manusia mengaduh di sana-sini, banyak yang sakit. Penyakitpun rupa-rupa. Banyak yang tidak dapat sembuh. Kebanyakan mereka meninggal dunia.

16.Demikianlah kata-kata Sabda Palon yang segera menghilang sebentar tidak tampak lagi diriya. Kembali ke alamnya. Prabu Brawijaya tertegun sejenak.Sama sekali tidak dapat berbicara. Hatinya kecewa sekali dan merasa salah.Namun bagaimana lagi, segala itu sudah menjadi kodrat yang tidak mungkin diubahnya lagi.

2 komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...