Jumat, 25 Februari 2011

CANAKYA NITI SASTRA (Bab I)

Atha Prathamo’dhyayah
INILAH BAB PERTAMA

Sloka 1
Sembah sujud sastanga hamba yang rendah kepada Sri Visnu,
Penguasa Ketiga Susunan Alam Semesta.
Hamba menyampaikan ajaran yang disarikan dari berbagai sastra
Dan dinamakan kumpulan raja-niti.

Sloka 2
Ia yang mengerti ajaran Niti Sastra yang baik ini,
Yang mengajarkan ajaran – ajaran dharma yang termasyur,
Dengan pengetahuan ini bisa membedakan apa yang baik dan apa yang buruk,
Apa yang patut dilakukan dan apa yang tidak patut dilakukan.
Orang seperti ini hendaknya dimengerti sebagai orang yang utama.

Sloka 3
Apa – apa yang akan hamba sampaikan ini adalah
dengan tujuan kesejahteraan seluruh umat manusia.
Dengan memahami segala ajaran ini, seseorang dimengerti sebagai sarvajna,
Yaitu mengerti segala sesuatu dengan sebenarnya.

Sloka 4
Dengan mengajarkan kepada murid yang bodoh,
dengan memelihara istri yang jahat
dan bergaul terlalu erat dengan orang yang selalu dalam kedukaan,
seorang pendeta bijaksana pun akan mengalami penderitaan.

Sloka 5
Tinggal bersama istri yang jahat, teman yang palsu,
Pelayang yang suka melawan majikan, dan di rumah ada ular bertempat tinggal,
Semua ini tidak tersangsikan lagi pasti memberikan kematian.

Sloka 6
Simpanlah uang / kekayaan untuk persiapan dalam kesulitan.
Korbankanlah kekayaan demi melayani istri.
Tetapi haruslah Anda menyelamatkan Atma/ Roh Anda
Walaupun mesti mengorbankan istri dan kekayaan Anda.

Sloka 7
Untuk saat – saat sulit adalah keharusan untuk menyelamatkan kekayaan.
Bagi orang kaya, apa arti kesulitan?
Laksmi, Dewi Keberuntungan, bersifat tidak tetap,
Maka kekayaan yang disimpan pun nbisa hilang.

Sloka 8
Di suatu negara di mana Anda tidak dihormati,
Tidak dapat mencari penghidupan,
Tidak ada kenalan/keluarga,
Jika hal – hal ini tidak mungkin,
Anda tidak perlu tinggal di sana.

Sloka 9
Di mana tidak ada lima hal hal berikut, yaitu: orang kaya – raya,
Orang suci yang mahir dalam Veda, raja/presiden,
sungai dan orang yang ahli dalam ilmu pengobatan,
di sana satu hari pun Anda jangan tinggal.

Sloka 10
Keahlin untuk memelihara kehidupan, rasa takut, rasa malu,
Kecerdasan dan sifat dermawan,
Jika kelima sifat – sifat ini tidak dimiliki seseorang,
Tidaklah perlu berteman dengan orang seperti itu.

Sloka 11
Cara menguji pelayan adalah pada saat ia melakukan pelayanan.
Menguji sanak keluarga pada saat mengalami kedukaan.
Teman – teman diuji saat kita tertimpa kesulitan
Dan menguji istri setia pada waktu kekayaan berkurang/
Pada waktu mengalami kerugian.

Sloka 12
Di dalam perayaan/pesta, di dalam kedukaan,
Pada waktu sedang kekurangan makanan, pada waktu musuh menyerang,
Di dalam sidang raja dan di tempat pembakaran mayat (smasane) atau kuburan,
Kalau seseorang selalu bersama kita pada saat – saat seperti itu,
Dialah keluarga tang sebenarnya.

Sloka 13
Mereka yang meninggalkan sesuatu yang kekal (pasti)
dan memburu sesuatu yang tidak kekal (sesuatu yang tidak pasti)
maka sesuatu yang kekal (pasti) itu menjadi hilang
dan sesuatu yang tidak kekal dan tak pasti itu pun
jauh – jauh sebelumnya sudah musnah.

Sloka 14
Seorang yang bijaksana hendaknya menikah dengan
seorang wanita dari keluarga terpandang
walaupun wanita tersebut tidak terlalu cantik.
Sebaliknya hendaklah tidak menikahi wanita dari keluarga rendah
Walaupun wanita tersebut cantik.
Tetapi yang paling baik adalah menikah denga wanita sederajat.

Sloka 15
Janganlah percaya kepada sungai, orang yang membawa senjata,
Binatang bercakar atau mempunyai kuku tajam, dan runcing,
Binatang bertanduk, keluarga dekat raja, dan wanita.
Kapanpun janganlah menaruh kepercayaan kepada semua itu.
Catatan:
Wanita yang dimaksud adalah wanita jalang
Keluarga raja yang dimaksud adalah yang terlalu angkuh dan suka memfitnah


Sloka 16
Saringlah amerta meskipun ada dalam racun,
Ambillah emas meskipun ada di dalam kotoran.
Pelajarilah ilmu pengetahuan keinsyafan diri
Meskipun dari seorang anak kecil atau orang berkelahiran rendah.
Dan juga meskipun meskipun seorang wanita lahir dari keluarga jahat dan hina,
Tetapi kalau dia berkelakuan mulia bijaksana, ia patut diambil sebagai istri.

Sloka 17
Wanita dibandingkan dengan lelaki
Dua kali lebih kuat nafsu makannya,
Empat kali lebih malu,
Enam kali lebih berani,
Dan hendaklah diingat bahwa
Nafsu kelaminnya delapan kali lebih kuat daripada lelaki.

Iti Prathamo’dhyayah
Demikianlah berakhir bab pertama

4 komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...